REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai diprediksi akan terus merangkak naik hingga Maret 2018. Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi karena musim puncak panen telah berlalu dan kini berganti dengan musim penghujan.
"Ini dinamika yang sudah sangat umum. Harga pasti akan naik terus," kata Dwi, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/12).
Menurutnya, kenaikan harga akan terjadi pada semua jenis cabai. Dwi menjelaskan, meski misalnya penurunan produksi hanya terjadi pada cabai merah keriting, harga cabai rawit pasti akan ikut terkerek. Ini terjadi karena masyarakat melakukan subsitusi untuk mengganti cabai merah keriting yang harganya naik lantaran produksinya berkurang.
Untuk mengatasi persoalan ini, menurut Dwi, satu-satunya cara adalah melakukan budidaya tanam cabai yang melawan alam. Misalnya dengan menggunakan rumah plastik sehingga tanaman cabai terlindungi meski curah hujan tinggi.
"Kalau masih menggunakan cara tanam tradisional tidak akan bisa, karena pasti mengikuti alam," ujarnya.
Berdasarkan pantauan harga yang dilakukan Kementerian Perdagangan, pada Selasa (26/12), harga cabai merah besar berada di level Rp 35 ribu per kilogram. Padahal, cabai jenis tersebut biasanya dijual di kisaran harga Rp 25 ribu per kilogram.