REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertamina resmi mengelola Blok Mahakam mulai hari ini (1/1) setelah lebih dari 50 tahun dikelola Total E&P Indonesie. Pengamat ekonomi energi Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai dengan beralihnya pengelolaan tersebut bisa saja berdampak positif.
"Kendati masih share down hingga 39 persen, pengambilalihan Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie ke Pertamina akan menjadi preseden baik bagi negeri ini," kata Fahmy, Senin (1/1).
Dia mengatakan, Pertamina bisa menjadi juara dalam setiap pengambilalihan sejumlah lahan minyak dan gas (migas). Terutama untuk lahan migas yang kontraknya akan segera berakhir.
Meskipun begitu, mantan anggota Tim Anti Mafia Migas Fahmy itu mengharapkan Pertamina mampu mengelola lahan Migas di negeri sendiri. "Terutama lebih menguntungkan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sesuai amanah konstitusi," ujar Fahmy.