REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Pelatih Crystal Palace Roy Hodgson khawatir penerapan teknologi sistem tayangan ulang atau Video Asisten Wasit (VAR) di sepakbola Inggris bisa memicu kekacauan. Rencananya VAR akan digunakan untuk pertama kalinya dalam pertandingan kompetitif antarklub di Inggris ketika Brighton menjamu Palace pada babak ketiga Piala FA, Selasa (9/1) dini hari WIB.
Mantan pelatih Inggris tersebut sebelumnya pernah melihat penggunaan VAR pada Piala Konfederasi 2017 di Rusia. Hodgson mengaku tidak terkesan dengan pengaruh VAR terhadap jalannya pertandingan.
Dia mengakui VAR bisa memberikan dampak positif pada jalannya pertandingan kalau diterapkan dengan benar. Namun, dia juga mencemaskan penggunaannya ketika pertama kali digunakan. “Saya mengalaminya di Piala Konfederasi, meski hanya dari studio stasiun televisi,” kata dia dilansir dari ESPN FC, Jumat (5/1).
Hodgson menyampaikan telah terjadi kekacauan saat penggunaan VAR di Piala Konfederasi bulan lalu. “Jika Anda bertanya kepada apa pendapat saya, berdasarkan pengalaman selama Piala Konfederasi, VAR tidak berjalan dengan baik sama sekali karena komunikasi antara wasit dan mesin tidak berjalan dengan baik,” kata dia.
Teknologi VAR akan digunakan dalam situasi yang dianggap “mengubah permainan” seperti gol, penalti atau kartu merah. Palace mengalami nasib sial di awal musim ini ketika pemain Everton Oumar Niasse mendapat hadiah penalti kontroversial pada pertandingan antara dua klub yang berakhir imbang 2-2 di Selhurst Park.
Dalam keadaan seperti itu, yaitu keterbatasan manusia, Hodgson merasa VAR bisa membawa dampak positif. Namun, dia mengatakan, kejadian di lapangan yang seperti apa yang memerlukan VAR akan sangat subyektif. Begitupula penilaian terhadap kejadian tersebut.
"Berapa kali Anda perlu melihat kejadian tersebut sebelum Anda dapat memiliki pendapat? Jika tiga orang melihat sebuah insiden melalui VAR maka apakah mereka semua akan memiliki pendapat yang sama? Itulah kekhawatiran saya,” kata dia.
Hodgson mengakui dia bukan orang yang setuju dengan penggunaan teknologi dalam permainan sepak bola. Dia berpendapat sebaiknya pertandingan berjalan seperti apa adanya.
Kendati demikian, dia juga menyadari penerapan teknologi seperti garis gawang dan VAR tidak bisa dihindari di sepak bola. “Tidak ada orang yang menginginkan teknologi garis gawang tapi sekarang kita tidak bisa menjalankan pertandingan tanpa teknologi itu,” kata Hodgson.
Dia menerangkan para penggemar sepak bola sekarang ini menuntut pertandingan berjalan dengan adil, baik bagi klub yang didukung mapun tim lawan. Sistem tayangan ulang atau VAR dan teknologi garis gawang pun diharapkan bisa mewujudkan keadilan tersebut.