Rabu 10 Jan 2018 12:00 WIB

Membersihkan Karat Hati

Red: Agus Yulianto
Hati (Ilustrasi)
Hati (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh : Fajar Kurnianto

Dalam diri manusia ada hati. Jika ia baik maka baik juga seluruh anggota tubuhnya, sebaliknya jika ia buruk maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Hati yang baik akan bercahaya dan hati yang buruk akan tertutup noda hitam. Jika noda hitam ini tidak dibersihkan dengan segera, niscaya ia akan menutupi seluruh hati sampai hitam legam dan gelap hingga akhirnya mematikannya.

Demikian yang Nabi SAW sampaikan dalam hadisnya, “Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula jasad tersebut, dan sebaliknya apabila ia buruk maka jasad itu akan menjadi buruk pula. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu (hati).” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Noda hitam yang disebut menutupi hati seperti dikatakan Nabi SAW adalah dosa dan maksiat, baik itu kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Beliau mengistilahkannya dengan ran (titik hitam). Beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu dosa maka akan ada titik hitam di hatinya. Apabila ia meninggalkannya, meminta ampun dan bertobat kepada Allah, hatinya bersih kembali. Apabila ia kembali berdosa, titik hitam itu akan kembali lagi hingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut ran,” (HR al-Bukhari dan Muslim).