Selasa 23 Jan 2018 10:47 WIB

Pimpinan DPR: Pemerintah Jangan Terlalu Mudah Impor Beras

Pemerintah harus perhatikan stok dan dampak impor beras.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Nur Aini
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agus Hermanto
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agus Hermanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto mengkritik rencana pemerintah untuk impor beras yang belum mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian. Agus menilai pemerintah seharusnya tidak perlu terburu-buru dalam mengambil keputusan impor beras.

"Inilah yang kami sampaikan, terutama kepada menteri perdagangan, jangan terlalu mudah impor beras, kurang beras dikit harga beras naik dikit, impor," ujar Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (23/1).

Agus menilai pemerintah harus betul-betul memperhatikan bagaimana stok, posisi, dan hal yang akan didapat. Agus mencontohkan sebentar lagi petani akan panen, lalu pemerintah justru malah impor. Menurutnya, hal itu sama saja menyengsarakan petani. "Mengambil keputusan impor memang boleh manakala memang untuk menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi kalau untuk sekadar mengambil jalan pintas rasanya ini pemikiran kurang tepat," katanya.

Politikus Partai Demokrat tersebut mengatakan pemerintah harus berpihak penuh kepada petani. Ia mengatakan jika keputusan impor tidak memang perlu dilakukan maka hal itu dipersilakan, tetapi harus tetap dilihat juga jumlahnya. "Jangan sampai nanti petani sudah panen masih ada beras impor yang masih banyak, ini pemikiran yang kurang tepat," ucapnya.

 

Sebelumnya fraksi PAN mengungkapkan bahwa rencana 500 ribu ton belum mendapatkanrekomendasi dari kementerian teknis. Menurutnya hal itu melanggar UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan. "Kami minta ini diawasi ketat oleh penegak hukum, KPK, polisi dan jaksa dan DPR, sehingga penegakan hukum benar-benar ditegakan apalagi ini soal harkat orang banyak," kata Sekretaris Jenderal PAN, Yandri Susanto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement