REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Qur'an menerjunkan tim kemanusiaan ke Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Tim kemanusiaan dikirim untuk merespons bencana gizi buruk dan wabah campak yang telah banyak memakan korban jiwa di Kabupaten Asmat.
Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an, M. Anwar Sani mengatakan, merespons krisis yang terjadi di Kabupaten Asmat, PPPA Daarul Qur'an menerjunkan tim kemanusiaan yang terdiri dari dokter, apoteker dan relawan program. Hampir di semua lokasi bencana yang dimasuki Daarul Qur'an, visi Daarul Quraan tidak hanya membantu saat terjadi bencana saja.
"Memberikan bantuan logistik dan medis itu jangka pendek, jangka panjangnya kita di setiap lokasi-lokasi bencana itu membuat Kampung Quran," kata M. Anwar saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (28/1).
Ia menerangkan, PPPA Daarul Qur'an akan membangun Tahfidzul Qur'an di Kabupaten Asmat. Tahfidzul Qur'an mirip seperti Kampung Qur'an yang sudah dibangun PPPA Daarul Qur'an di berbagai daerah. Sekarang belum menentukan lokasi pendirian Tahfidzul Qur'an di mana.
Biasanya tim kemanusiaan yang diterjunkan untuk menyampaikan bantuan logistik dan medis sekalian melakukan assessment. Mereka juga melakukan pendekatan ke masyarakat, karena tim harus masuk dengan mulia. Jangan sampai membuat masalah dan bentrok.
"Nanti mereka akan mencari titik mana yang pas untuk lokasi Tahfidzul Qur'an ini," ujarnya.
Disampaikan M. Anwar, setelah tim kembali ke Daarul Qur'an, mereka membawa hasil assessment dan perencanaan pembangunan Tahfidzul Qur'an. Salah satu alasan akan dibangunnya Tahfidzul Qur'an di Kabupaten Asmat, karena Daarul Qur'an konsen di pengajaran Alquran.
Apalagi tingkat buta aksara Alquran masih tinggi. Salah satu penyebabnya karena penyebaran guru Alquran belum merata. Selain itu, wilayah Indonesia sangat luas dan penduduknya banyak. Oleh karena itu Daarul Quran akan membuat Tahfidzul Qur'an di Kabupaten Asmat.
Salah satu relawan medis PPPA Daarul Qur'an, Dokter Harry Achsan menambahkan, selain memberikan layanan medis, juga akan membuat program jangka panjang berbasis Tahfidzul Qur'an. Program ini akan disesuaikan dengan potensi wilayah dan sumber daya lokal sehingga program akan berkelanjutan.
Diharapkan, respons PPPA Daarul Qur'an dapat memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga tedampak bencana gizi buruk dan wabah campak. PPPA Daarul Qur'an juga akan bekerja sama dengan warga pelosok Asmat untuk membuat program jangka panjang dalam rangka peningkatan kualitas hidup warga.
"Fokus kami memberikan layanan kesehatan, pemberian makanan tambahan, edukasi kesehatan dan mapping program jangka panjang," kata Dokter Harry melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (28/1).
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement