REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — NU Care-LAZISNU menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ketiga di Sragen 29-31 Januari 2018 di Pondok Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah. Rakornas diikut 300 orang pengurus NU Care-LAZISNU tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan dari seluruh Indonesia dan NU Care-LAZISNU Taiwan.
Direktur NU Care-LAZISNU H Syamsul Huda mengatakan Rakornas tahun ini akan menguatkan metode pengumpulan dana yang paling tepat dilakukan Nahdiyin. Pengumpulan dana melalui Koin NU seperti yang digalakkan PCNU dan NU Care-LAZISNU Sragen, perlu terus digerakkan.
"Gerakan Koin NU Sragen juga sangat tepat menjadi keteledanan bagi Nahdliyin di seluruh Indonesia,” katanya.
Arus Baru Kemandirian Ekonomi NU dipilih menjadi tema Rakornas yang juga digelar untuk menyongsong 100 tahun NU. Tema ini. Sejumlah agenda melengkapi Rakornas yaitu seminar fundraising; ZIS Trip atau kunjungan ke lokasi usaha ekonomi, peletakan batu pertama pembanguan rumah sakit NU (dari pemanfaatan Koin NU Sragen) oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Selasa (30/1), santunan anak yatim, janda dan dhuafa (29/1); serta bazar berbagai produk gagasan Lembaga Perekonomian NU (LPNU) Sragen.
Rais ‘Aam NU KH Ma’ruf Amin menilai, tema yang diangkat dalam Rakornas tersebut sungguh tepat. Karena, pada saat ini Nahdlatul Ulama berada di akhir 100 tahun pertama.
“Kita akan memasuki 100 tahun kedua. Karena itu, sisa waktu yang ada menjelang 100 tahun kedua itu kita jadikan untuk membuat landasan-landasan yang kuat. Kita kuatkan runaway-nya, supaya bisa tinggal landas. Karena menurut hadis, setiap awal 100 tahun itu akan ada pembaharu; ada gerakan baru,” jelas KH Ma’ruf Amin, saat ditemui di ruangannya, di Gedung PBNU Lantai 4, Kamis (18/01).
Menurutntya, NU Care-LAZISNU telah melahirkan gerakan ekonomi mandiri Nahdliyin yang dahsyat. Di Sukabumi telah terbangun Klinik ZIS, di Sragen dengan pembangunan Rumah Sakit NU, di Lampung Timur dengan BMT (Baitul Maal wa Tamwil), dan juga di tempat-tempat yang lain.
Sebagai suatu organisasi, Nahdlatul Ulama memiliki berbagai bagian. NU itu adalah fikrah (cara berpikir), amaliyah, harakah (gerakan). Di antara gerakan NU, kata KH Ma’ruf Amin, adalah gerakan perbaikan yaitu harakah ishlahiyah di dalam bidang ekonomi, supaya NU bisa mandiri. NU juga gerakan khidmatun ummah, atau pelayanan kepada umat.
“LAZISNU punya peran ganda. Pertama, ia (LAZISNU, red.) harus berperan di dalam rangka meningkatkan kemandirian ekonomi umat dengan dana yang bisa dikelola dengan biak. Yang kedua, dengan memberikan pelayanan seperti melalui klinik, melalui rumah sakit, melalui pendidikan dan lain-lain yang bisa dilakukan,” tutur Kiai yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI Pusat ini.
Karena itu, menurutnya, tema Rakornas NU Care-LAZISNU 2018 dalam menyambut 100 tahun Nahdlatul Ulama adalah suatu tema yang tepat. Rakornas akan menghasilkan gerakan yang massif, yang lebih baik lagi. Sehingga, pelayanan NU dan perbaikan untuk umat bisa dilaksanakan dengan baik.