REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) optimistis Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha yang berada di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, akan beroperasi komersial paling cepat pada akhir bulan ini. PLTP ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 30 megawatt (MW).
Direktur Eksplorasi dan Pegembangan PGE, Khairul Rozaq mengatakan Proyek Karaha ini secara administratif berada di 5 Kabupaten, yaitu Kabupaten Sumedang, Garut, Majalengka, Tasikmalaya dan Ciamis. Dengan kapasitas terpasang 30 MW, produksi listriknya diharapkan dapat meningkatkan keandalan sistem transmisi Jawa Bali dengan tambahan suplai listrik sebesar 227 GWh per tahun.
Produksi listrik ini akan menerangi 33 ribu rumah. "Proyek Karaha ini merupakan proyek terlengkap, mulai dari sub-surface, eksplorasi, pemipaan, powerplant hingga transmisi dikerjakan oleh PGE" ujar Khairul, Jumat (2/2).
PLTP Karaha memanfaatkan energi bersih dan ramah lingkungan. Pemanfaatannya akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 202 ribu ton CO2 per tahun. Pembangunan proyek PLTP Karaha ini juga memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat disekitar proyek yang direalisasikan dalam program Community Development.
Pada tahun 2017 PGE telah merealisasikan biaya Community Development sebesar Rp 830 juta untuk kegiatan pendidikan, sosial, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Selain berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, PLTP Karaha juga berkontribusi besar pada Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penyetoran Bonus Produksi secara langsung ke Kas Umum Daerah.
Dengan beroperasinya PLTP Karaha milik PGE tersebut maka total kapasitas terpasang PGE adalah 617 MW. Ini terdiri dari Kamojang - Jawa Barat 235 MW, Lahendong - Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu - Lampung 220 MW, Sibayak - Sumatera Utara 12 MW dan Karaha - Jawa Barat 30 MW.