REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSMS Medan ingin menjadikan semifinal Piala Presiden 2018 sebagai ajang pembuktian. Ayam Kinantan bertekad menekuk Persija Jakarta agar lolos ke final.
"Kami ingin masuk ke final agar masyarakat Indonesia tahu PSMS sudah bangkit," ujar Sekretaris Umum PSMS Julius Raja ketika dihubungi dari Jakarta, Senin (5/2).
Julius melanjutkan, sama-sama berstatus bekas tim Perserikatan membuat PSMS merasa termotivasi berhadapan dengan Persija. Apalagi, PSMS dan Persija memiliki sejarah panjang sebagai dua tim papan atas Perserikatan periode 1970-an. Bahkan pada tahun 1975, Persija dan PSMS sempat menjadi juara bersama Perserikatan.
Namun, persaingan panjang dua tim ini meredup pada era modern. PSMS, yang sempat tenggelam dalam dualisme kepemilikan, tak senasib dengan Persija yang mampu bertahan di kancah tertinggi sepak bola nasional.
PSMS akhirnya kembali lagi ke liga tertinggi tahun 2018 setelah menjadi runner-up Liga 2 pada 2017. Sebelum persaingan dengan Persija terjadi di Liga 1, kedua klub harus bertemu terlebih dahulu pada semifinal Piala Presiden 2018.
"Ini nostalgia masa Perserikatan. Di babak grup Piala Presiden 2018 kami sudah menaklukkan tim-tim Perserikatan, Persib dan PSM, kemudian Persebaya di perempat final. Mengapa kami tak bisa kalahkan Persija?" tutur Julius.
Terkait kondisi pemain jelang berhadapan dengan Persija di semifinal pada 10 dan 13 Februari 2018, Julius mengungkapkan seluruh penggawa dalam kondisi fit. Hanya Antoni Nugroho dan Muhammad Roby yang tidak terlalu bugar meski diyakini bisa tampil.
"Antoni Nugroho cederanya tidak terlalu parah, ototnya hanya tegang. M. Roby sedikit demam, tetapi tidak masalah," kata Julius.
Semifinal Piala Presiden 2018 digelar dengan sistem kandang-tandang. Leg pertama berlangsung Selasa (10/2) dan laga kedua digelar tiga hari berselang. PSMS dan Persija memilih Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah sebagai markas mereka pada semifinal tersebut.