REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pejabat senior Palestina mengatakan, Presiden Mahmoud Abbas akan meminta Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendukung pergantian Amerika Serikat (AS) sebagai mediator tunggal dalam perundingan perdamaian antara Israel-Palestina.
Hal tersebut diminta Abbas setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun sejauh ini Abbas belum mendapatkan dukungan komitmen dari negara lain untuk menyingkirkan AS sebagai satu-satunya mediator.
Modi tiba dengan helikopter yang difasilitasi Raja Yordania Abdullah II pada Sabtu (10/2) dalam kunjungan pertamanya ke daerah otonomi Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel. Setibanya di Ramallah, kedatangan Modi disambut Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah yang diikuti dengan pertemuan dengan Abbas.
Modi terlebih dahulu meletakkan karangan bunga di makam pendahulu Abbas, yaitu Yasser Arafat. Dalam pertemuannya dengan Abbas, seorang pejabat Palestina Nabil Shaath mengatakan keduanya telah menandatangani perjanjian kerja sama senilai 50 juta dolar AS.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan tujuan dari kunjungan bersejarah tersebut adalah untuk mengungkapkan komitmen India demi memperdalam hubungan dengan Palestina. "Dalam beberapa tahun terakhir, India telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kepentingan Palestina," ujar kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kunjungan Modi ke Palestina dilakukan setelah dia menjadi Perdana Menteri India pertama yang mengunjungi Israel pada Juli 2017 lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara pribadi mengantar Modi mengunjungi berbagai tempat di Israel dan menunjukkan kemajuan teknologi air Israel.
Netanyahu juga baru-baru ini mengunjungi India selama enam hari dan menganggap kunjungannya itu sebagai awal dari era baru persahabatan antara kedua negara. Modi dan Netanyahu saat itu meresmikan sebuah pusat inovasi teknologi dan mengumumkan rencana kerja sama antara start-up di kedua negara.