REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta aparat penegak hukum agar lebih serius mengungkap motif para pelaku penyerangan terhadap ulama. Sebab, serangkaian peristiwa penyerangan terhadap para pemuka agama telah terjadi akhir-akhir ini.
"Kita berharap peristiwa ini betul-betul menjadikan aparat penegak hukum kita lebih serius lagi, untuk mengungkap motif dibalik peristiwa ini, tentu tidak cukup sebatas memberikan informasi ini dilakukan oleh orang hilang ingatan, atau tidak waras, atau gila dan seterusnya, perlu ada pengungkapan yang lebih jelas," jelas Lukman di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (12/1).
Lukman juga meminta, agar masyarakat percaya kepada upaya kepolisian dalam mengusut kasus tersebut hingga tuntas. Sehingga tak ada umat yang terprovokasi melakukan aksi balasan maupun tindakan main hakim sendiri.
"Sehingga tidak perlu main hakim sendiri, terprovokasi untuk melakukan tindakan balasan terhadap tindak kekerasan yang terjadi," ujarnya.
Dengan keseriusan aparat penegak hukum dalam mengusut kasus ini, ia yakin masyarakat tak akan menduga-duga motif dari peristiwa ini. Lukman menyampaikan, tindakan kekerasan di rumah ibadah sama sekali tak dibenarkan baik oleh ajaran agama maupun hukum negara.
Ia pun juga mengimbau masyarakat terutama para pemuka agama agar lebih meningkatkan kewaspadaannya. Salah satunya yakni dengan meningkatkan keamanan tempat ibadah.
Dari catatan Republika.co.id, setidaknya ada empat serangan terhadap ulama dan ustaz yang terkonfirmasi dalam tiga pekan terakhir ini. Serangan pertama menimpa Pengasuh Pondok Pesantren al-Hiadayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri, Sabtu (27/1).
Serangan kedua terjadi pada 1 Februari 2018 dengan korban Ustaz Prawoto, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis). Prawoto meninggal dunia oleh serangan yang dilakukan oknum tetangga yang diduga alami gangguan kejiwaan.
Kemudian ada serangan terhadap seorang santri dari Pesantren Al-Futuhat Garut oleh enam orang tak dikenal. Ada juga seorang pria yang bermasalah dengan kejiwaannya bersembunyi di atas Masjid At Tawakkal Kota Bandung mengacung-acungkan pisau.
Dan pada Ahad (11/2) ini, pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Kabupaten Sleman, DIY, diserang. Empat jemaat luka-luka dan pendeta yang memimpin ibadah pun terluka akibat serangan menggunakan pedang.