REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Majelis Dzikir Gusdurian (MDG's) menggelar aksi doa bersama atas insiden yang menimpa rumah ibadah. Aksi akan diawali di Multi Purpose Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dengan tujuan utama Gereja Santa Lidwina.
Koorlap Aksi, Kombes Moh Wahyudi mengatakan, simbolisasi dilaksanakan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Syubbanul Waton. Setelah sambutan-sambutan, akan digelar doa bersama untuk bangsa sera pemberian bunga dan figura foto Gus Dur.
"Atribut peserta memakai kostum putih plus sarung, peci hitam nasional ala santri dan pita merah," kata Wahyudi, Selasa (13/2).
Melalui aksi ini, setidaknya ada enam poin yang diserukan majelis zikir Gus Durian. Pertama menyampaikan empati sedalam-dalamnya terhadap korban dan keluarga peristiwa penyerangan Gereja Santa Lidwina.
Dia meminta, masyarakat tidak terprovokasi dan terpecah belah hingga mengganggu hubungan antar umat beragama di DI Yogyakarta. Lalu, mempercayakan ke pihak aparat memproses secara tuntas dan memberi hukuman setimpal ke pelaku kekerasan sesuai peraturan yang berlaku. "Kembalikan Jogja sebagai City of Tolerance," ujar Wahyudi.
MDGs turut meminta Kepolisian DIY dan pihak terkait untuk meningkatkan Kambibmas hingga praktek aksi radikalisme dan intoleransi tidak terulang kembali. Ia menilai, butuh desakan kehadiran tokoh bangsa yang mampu mewarisi pemikiran dan melanjutkan perjuangan Gus Dur.