Ahad 04 Mar 2018 16:19 WIB

Masjid Didorong Kreatif Untuk Memakmurkan Jamaah

Pengelolaan dana umat yang dititipkan ke masjid bisa untuk membuat kegiatan kreatif.

Rep: Zuli Istiqamah/ Red: Agus Yulianto
Masjid Trans Studio Bandung (Ilustrasi)
Foto: skyscrapercity.com
Masjid Trans Studio Bandung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Yayasan Harapan Bangsa Indonesia Madani (HaBIM) kembali menggelar Kajian Masjid Bersih dan Makmur (MBM) di Masjid Agung Trans Studio, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Ahad (4/3). Kali ini kajian membahas pada tema 'Masjid Kreatif'.

Para pengurus masjid yang hadir sebagai peserta didorong menghadirkan masjid yang kreatif. Masjid kreatif akan menjadi sumber kemakmuran bagi para jamaahnya. Mubalig yang menjadi pembicara dalam acara ini adalah Ustaz Ahmad Yani.

Dia menuturkan, masjid buka hanya tempat untuk melaksanakan ibadah berupa shalat lima waktu. Namun, masjid harus juga menjadi wadah kegiatan-kegiatan yang isinya akan memakmurkan jamaahnya.

"Konsep kami di masjid itu memakmurkan dan dimakmurkan. Kita jamaah makmurkan masjid tapi masjid juga memakmurkam jamaahnya. Jangan orang punya problem kemudian bunuh diri padahal dekat masjid. Punya masalah tidak kunjung selesai padahal rumahnya dekat masjid," kata Ustaz Ahmad kepada Republika.co.id.

Menurutnya, masjid yang diurus oleh dewan kemakmuran masjid (DKM) atau pengurus harus diisi kegiatan terobosan baru yang bermanfaat bagi para jamaahnya. Pengurus tidak boleh hanya mengandalkan kegiatan rutin tanpa berinovasi.

Ia mencontohkan, kegiatan-kegiatan yang membuat masjid kreatif seperti pelatihan, kajian, hingga wadah konsultasi. Hal ini, dikatakannya, sejalan dengan keseharian Nabi Muhammad SAW yang selalu memperhatikan kehidupan pengikutnya. Nabi pun tak segan-segan membantu dan memberikan solusi bagi jamaahnya.

"Masjid juga bisa ada program kreatif supaya yang kurang mampu jadi mandiri tidak hanya mengandalkan bantuan. Misalnya, training keterampilan, wirausaha, mengajar memasak. Jadi tidak hanya pengajian berupa kajian-kajian saja," tuturnya.

Terkait pengelolaa dana umat yang dititipkan kepada masjid, ia menyebutkan pengurus bisa memanfaatkan sesuai dengan keinginan yang mentitipkan. Tapi juga bisa digunakan untuk membuat kegiatan kreatif.

Ia pun mengimbau, dana untuk pengembangan masjid juga digunakan sesuai peruntukannya. Sehingga, tidak berlebihan kepada pembangunan fisik saja. Pengurus juga diimbau memiliki pemahaman dana masjid yang banyam terserap justru menjadi bukti keberhasilan.

Ustaz yang juga sudah menelurkan tujuh buku manajemen masjid ini menyebutkan, masjid-masjid yang bisa menjadi contoh seperti Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Masjid Daaruttauhid, dan Masjid Salman. Masjid-masjid ini meski bukan masjid agung yang besar tapi biaa memakmurkan jamaahnya dengan kegiatan-kegiatannya yang bermanfaat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement