Kamis 08 Mar 2018 10:42 WIB

Otoritas Moneter Hong Kong akan Perketat Likuiditas

Pasar sendiri nampak mulai mengharapkan suku bunga lebih tinggi.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Mata uang dolar hong kong (ilustrasi)
Foto: youtube
Mata uang dolar hong kong (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) diprediksi akan mengetatkan likuditas di pasar keuangan seiring melemahnya mata yang mereka terhadap dolar AS. Berdasarkan survei terhadap 19 analis yang dilakukan Bloomberg, 15 analis menyatakan HKMA akan menerbitkan surat utang tambahan tahun ini, meski tak semua sepakat faktor pendorongnya adalah karena pelemahan dolar Hong Kong terhadap dolar AS.

Sebanyak 12 analis menyatakan patokan nilai tukar juga masih akan lesu di kisaran 7,75 hingga 7,85 dolar Hong Kong sejak 2005. Sebagai pusat keuangan global yang terbuka, Hong Kong tak punya banyak pilihan untuk mengendalikan likuiditas pasar.

Surat utang bisa jadi menahan turunnya nilai mata uang Hong Kong meski ada risiko terhadap suku bunga. Saat mata uang melewati patokan, HKMA terpaksa membeli dolar Hong Kong yang sebenarnya merapuhkan basis moneter dan meningkatkan suku bunga. "HKMA akan mengambil langkah antisipasi sebelum dolar Hong Kong menyentuh nilai 7,85," kata kepala analis strategi pasar asia National Australia Bank Ltd, Christy Tan seperti dikutip Bloomberg, Kamis (8/3).

Tan menyatakan mata uang lokal bisa segera mencapai nilai 7,85 dolar Hong Kong ketika rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) digelar pada 22 Maret mendatang. "HKMA jelas harus melakukan lebih banyak hal untuk menstabilkan kondisi karena ini bisa jadi momen bagi para spekulan mengetes pasar," kata Tan.

Pasar sendiri nampak mulai mengharapkan suku bunga lebih tinggi. Pasar swap suku bunga setahun menunjukkan tingkat bunga tertinggi pada Kamis ini sejak 2008. Juga pasar swap biasa yang menujukkan pergerakan suku bunga dari level nol sejak 2016. Dolar Hong Kong sendiri telah melemah satu persen sejak 2016.

Mata uang Asia nampak terpengaruh setelah Gubernur baru The Federal Reserve Jerome Powell memberi sinyal The Fed akan menaikkan suku bunga hingga empat kali tahun ini. Mata uang negara-negara emerging market seperti peso Filipina, rupiah Indonesia, dan ringgit Malaysia ikut melemah.

Bank Negara Malaysia sendiri telah melakukan antisipasi dengan rencana kenaikkan suku bunga acuan. Hal yang nampaknya tidak akan dilakukan Bank Sentral Filipina yang memang dikenal enggan menaikkan suku bunga.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement