Rabu 04 Apr 2018 15:00 WIB

Bidik Pasar Tradisional, Mandiri Targetkan 19 Juta E-Money

Tingginya transaksi e-money masih didominasi oleh tol.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pegawai menunjukkan model layanan uang elektronik (E-Money).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang pegawai menunjukkan model layanan uang elektronik (E-Money).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri optimistis mampu mengeluarkan 18 juta hingga 19 juta kartu e-Money tahun ini. Hal ini sejalan dengan kerja sama yang dijalin antara Mandiri dengan PD Pasar Jaya dalam mengenalkan transaksi non-tunai.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, hingga akhir 2017, Bank Mandiri telah menerbitkan lebih dari 13 juta kartu berlogo Mandiri e-Money dengan frekuensi transaksi mencapai 623 juta transaksi senilai Rp 6,58 triliun. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 385 juta transaksi dengan nominal Rp 3,77 triliun.

"Mungkin ya bisa 18 atau 19 juta kartu (tahun ini; red)," katanya, Rabu (4/4). Tingginya transaksi e-Money masih didominasi pada e-Toll yang mencapai 70 persen.

Untuk itu kini pihaknya membidik pasar tradisional yang dimulai dari PD Pasar Jaya. Pada implementasi transaksi non-tunai ini, pedagang akan disewakan alat penerima pembayaran (MPOS Mandiri e-money card reader) yang disediakan oleh Q Cash dari PT Cyber Smart Network Asia. Q Cash juga akan membantu proses edukasi pedagang, maintenance alat pembayaran dan menangani keluhan pedagang.

Tahun ini diperlukan sekitar 1.500 alat khusus untuk Pasar Mayestik Jakarta Selatan. Pasar Mayestik menjadi lokasi pertama dalam menjalankan pilot project tersebut. Ia menambahkan, harga per alat mencapai sekitar Rp 1 juta."Sementara kita pinjamkan dulu nanti ada hitung-hitungannya setelah uji coba selesai," ujar dia.

Ia menambahkan, sinergi di Pasar Mayestik ini menjadi pilot program untuk kerjasama serupa di seluruh pasar kelolaan PD Pasar Jaya. Klaborasi ini dapat mendukung program inklusi keuangan pemerintah serta menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai motor penggerak ekonomi provinsi DKI Jakarta.

PD Pasar Jaya mengelola lebih dari 140 pasar yang memiliki 105.223 tempat usaha, dengan omset bisnis yang diperdagangkan mencapai lebih dari Rp 150 triliun per tahun.

 

Rata-rata pasar kelolaan PD Pasar Jaya dikunjungi lebih dari dua juta pengunjung setiap hari, atau sekitar 20 persen dari total penduduk DKI Jakarta. Khusus di UPB Mayestik, terdapat sekitar 450 pedagang dengan frekuensi rata-rata kunjungan harian pada 2017 sebanyak 5.500 pembeli per hari.

Saat ini, transaksi masyarakat di pasar masih didominasi kebiasaan membayar secara tunai. Padahal, kendala untuk pembayaran tunai juga tidak sedikit, seperti kesulitan penyediaan pecahan kecil untuk kembalian, uang rusak atau palsu, serta risiko pengelolaan uang tunai (cash handling).

 

Selain itu, pengelola pasar juga sulit memonitor pergerakan transaksi di pasar, sehingga monitoring transaksi tidak optimal yang berpotensi membuat pendapatan pengelola pasar tidak maksimal.

Untuk mengoptimalkan inisiatif ini, Bank Mandiri akan membuat program promo, seperti hadiah langsung bagi pengunjung yang melakukan pembelian kartu Mandiri e-money dan program Merchant Racing bagi pedagang. Selain itu, pemegang kartu Mandiri e-money yang paling sering bertransaksi di Pasar Mayestik juga akan menikmati program undian langsung atau lucky dip.

Hery menambahkan, Bank Mandiri terus memperluas acceptance e-money, menyediakan sarana isi ulang, meningkatkan produksi kartu, memudahkan akses pembelian kartu untuk customer, edukasi, hingga membangun cashless society di berbagai sektor bisnis seperti Pasar Modern.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement