Selasa 10 Apr 2018 14:38 WIB

Rupiah Diproyeksi akan Stabil

Pasar akan memperhatikan rilis laporan penjualan ritel Indonesia.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Nilai tukar rupiah.
Foto: Reuters
Nilai tukar rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah stabil menjelang rilis data perdagangan ritel Indonesia. Sebagian besar mata uang Asia memasuki pekan perdagangan dengan stabil karena Dolar AS terus tertekan oleh isu perdagangan AS-Cina.

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed, mengatakan, Rupiah stabil terhadap Dolar pada perdagangan Senin (9/4). USDIDR bergerak di kisaran Rp 13.760 per dolar AS.

"Walaupun berbagai faktor eksternal seperti NFP AS yang mengecewakan tampaknya akan terus memperkuat mata uang domestik, sentimen positif terhadap Indonesia juga berperan penting dalam memperkuat Rupiah," jelasnya melalui siaran pers, Selasa (10/4).

Hussein menambahkan, pasar akan memperhatikan rilis laporan penjualan ritel Indonesia pada Februari yang dapat memberi informasi baru mengenai keadaan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

 

Baca juga,  Perbankan Waspadai Nilai Tukar Rupiah.

 

Data penjualan ritel akan sangat dicermati, terutama karena konsumsi swasta berkontribusi besar pada PDB Indonesia.Laporan survei penjualan eceran telah diterbitkan Bank Indonesia pada Senin (9/4) malam.

"Data yang mencapai atau melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,88 persen dapat dianggap mendukung potensi PDB sehingga memperkuat optimisme pada ekonomi Indonesia," terangnya.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di Bank Indonesia, nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp 13.759 per dolar AS pada Selasa (10/4), sedikit menguat dibandingkan Senin (9/4) di level Rp 13.771 per dolar AS.

Sementara data Bloomberg USDIDR Spot Exchange Rate, perdagangan rupiah pada Selasa dibuka di level Rp 13.764 per dolar AS. Sedangkan penutupan perdagangan pada Senin sebesar Rp 13.761 per dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement