Jumat 13 Apr 2018 23:57 WIB

Ingin Dorong Pertumbuhan Industri, Ini Langkah Pemerintah

Pertumbuhan industri dalam negeri selalu lebih rendah dari ekonomi.

Bank Indonesia bersama pemerintah menggelar rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4).
Bank Indonesia bersama pemerintah menggelar rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bank Indonesia dan pemerintah berupaya mempercepat pengembangan industri berorientasi ekspor di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan agar neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia bisa mencapai surplus. Selain itu juga mendorong pertumbuhan industri lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan industri dalam negeri hingga akhir 2017 selalu lebih lambat dibandingkan ekonomi. Meski ekonomi Indonesia berjalan sangat baik, namun menurut Darmin ada satu yang belum dicapai yaitu pertumbuhan industri.

"Ekonomi yang kualitas pertumbuhannya bagus perlu disertai transformasi ekonomi yang lebih baik. Itu terjadi kalau pertumbuhan industrinya tinggi di atas pertumbuhan ekonomi hingga pengurangan orang yang bekerja di sektor pertanian dan desa pindah ke industri dengan mendapat kesempatan kerja,gaji dan penghidupan yang lebih baik," tutur dia, usai rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4).

Lalu bagaimana mendorongnya, yaitu dengan memberikan kemudahan investasi, insentif dan tenaga kerja yang terampil. Maka untuk menumbuhkan tenaga kerja terampil, pemerintah dan swasta perlu mengembangkan vokasi di berbagai daerah.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan Rakor Pusda ke-15 menyepakati empat langkah strategis yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan bersinergi. Pertama, mendorong berkembangnya industri berorientasi ekspor di daerah melalui pemberian kemudahan perizinan dan insentif fiskal. 

Kedua adalah menurunkan biaya logistik industri domestik melalui peningkatan kapasitas dan efisiensi infrastruktur konektivitas, air dan listrik. Ketiga, penguatan sumber daya manusia untuk mendukung penyediaan tenaga kerja dengan skill yang sejalan dengan kebutuhan perkembangan teknologi dan otomasi proses produksi (Industry 4.0). Terakhir adalah perluasan pasar ekspor industri nasional dengan menambah kerja sama perjanjian perdagangan bilateral/multilateral (Free Trade Agreement-FTA dan Preferential Trade Agreement-PTA) dengan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional.

"Jadi secara umum kesimpulannya kita akan memperbaiki kawasan industri di Indonesia agar bisa lebih cepat dalam mendukung industri yang akan masuk ke Indonesia. Kita akan meningkatkan SDM yang sifatnya vokasional yang bisa lebih siap untuk mendukung teknologi menengah ke atas," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement