Selasa 17 Apr 2018 14:06 WIB

PP Muhammadiyah Kecam Serangan AS dan Sekutunya di Suriah

Serangan tersebut merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah dan hukum internasional.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Abdul Mu'ti
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Abdul Mu'ti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Suriah puluhan rakyat yang tidak berdosa meninggal dunia, termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka meninggal dunia diduga karena penggunaan senjata kimia dan serangan Amerika Serikat (AS) yang didukung oleh sekutu-sekutunya.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, terkait situasi dan kondisi di Suriah, maka PP Muhammadiyah menyatakan sikap sebagai berikut. Pertama, mengecam serangan AS, Inggris dan Prancis ke Suriah. Juga mendesak kekuatan-kekuatan proxy yang terlibat untuk menyelesaikan konflik di Suriah sesuai keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Serangan ini merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah dan bertentangan dengan hukum Internasional," kata Mu'ti kepada Republika.co.id, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (17/4). Mu'ti menegaskan, atas alasan apapun, serangan AS dan sekutunya hanya akan semakin memperburuk keadaan serta memperkeruh kekisruhan politik yang terjadi di Suriah.

photo
Dalam gambar yang diambil oleh Angkatan Laut AS, kapal penjelajah kendali-rudal USS Monterey (CG 61) menembakkan rudal Tomahawk ke Suriah, Sabtu, (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.

Kedua, PP Muhammadiyah mendesak negara-negara adikuasa untuk tidak menjadikan Suriah sebagai arena pertempuran (battlefield) konflik kepentingan mereka. Mu'ti menyampaikan, semua pihak hendaknya bisa menahan diri agar situasi dapat lebih kondusif. "Semua pihak hendaknya belajar dari sejarah dan tidak membuat sejarah baru yang lebih buruk dari apa yang telah terjadi pada masa lalu dan masa kini," kata Mu'ti.

Ketiga, PP Muhammadiyah mendorong transisi damai menuju Suriah yang sejahtera, damai, dan bermartabat dengan mediasi PBB. Suriah adalah salah satu negara yang menyimpan kekayaan peradaban umat manusia dan agama-agama besar dunia. "Perdamaian di Suriah adalah sebuah keniscayaan untuk menyelamatkan peradaban dunia," ujarnya.

Keempat, Mu'ti melanjutkan, PP Muhammadiyah mendesak Pemerintah Indonesia untuk lebih aktif dan mengambil prakarsa perdamaian di Suriah. Pemerintah Indonesia bisa membantu melalui PBB maupun komunikasi dengan pemerintah negara-negara yang terlibat dalam konflik dan kepentingan politik di Suriah.

Dan kelima, PP Muhammadiyah mengajak kepada Bangsa Indonesia terutama umat Islam untuk memanjatkan doa. "Doa untuk keselamatan, perdamaian dan berakhirnya tragedi kemanusiaan yang dialami Bangsa dan Negara Suriah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement