REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PS Tira mengkritisi lapangan Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang pada Jumat (4/5) pertama kali digunakan sebagai markas Bhayangkara FC di Liga 1 2018. Menurut pelatih PS Tira Rudy Eka Priyambada, lapangan Stadion PTIK sedikit keras yang membuat kaki pemain rawan kram.
"Kalau tumpuan keras, pemain yang biasanya fit bisa tiba-tiba kram," ujar Rudy usai bertanding kontra Bhayangkara FC di Stadion PTIK, Jakarta, Jumat.
Hal itulah, dia melanjutkan, yang membuat Stadion PTIK kurang memenuhi syarat menyelenggarakan pertandingan sekelas Liga 1. "Stadion ini kurang cocok untuk liga profesional," tutur Rudy.
Pendapat senada juga diungkapkan pemain PS Tira Rony Sugeng Ariyanto. Meski menurutnya cukup nyaman, dia menilai Stadion PTIK tak sesuai untuk Liga 1.
"Kondisinya kurang untuk Liga 1, menurut saya," tutur Rony.
Stadion PTIK sendiri diperkenalkan secara resmi sebagai kandang Bhayangkara FC pada Rabu (2/5). Sebelumnya, tim berjuluk The Guardian itu bermarkas di Stadion Gelora Utama Bung Karno, Jakarta (pada laga pembuka Liga 1 2018) dan Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.
Laga perdana Bhayangkara di Stadion PTIK adalah melawan PS Tira. Bhayangkara sukses memenangkan pertandingan itu dengan skor 4-2. Tiga angka itu adalah kemenangan pertama Bhayangkara dari lima laga terakhir setelah di empat pertandingan Liga 1 2018 sebelumnya mereka kalah dan seri masing-masing dua kali.