Minuman Isotonik Diklaim tak Bikin Lemas Kala Berpuasa

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Jumat 18 May 2018 15:59 WIB

Mengatur minum saat puasa Foto: republika Mengatur minum saat puasa

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pocari Sweat menggelar workshop yang bertemakan bagaimana menu sahur yang tepat agar kuat menjalankan ibadah puasa. Kegiatan ini ditujukan kepada komunitas perempuan yang biasanya menyajikan makanan dan minuman pada saat sahur.

"Workhsop ini sebagai bentuk komitmen mengajak masyarakat agar tetap sehat saat berpuasa," kata Brand Communication Executive Pocari Sweat Nitya Putri Djiwandari dalam keterangan persnya, Jumat (18/5). Mini workshop ini telah diselenggarakan pad 1-16 Mei 2018 lalu.

Mini workshop ini, kata Nitya, membahas bagaimana sahur yang tepat dengan memperhatikan kandungan dan cara memasaknya. Selain itu, ini menjadi ajang berbagi tip menu sahur yang tepat sehingga tidak sampai lemas selama berpuasa.

Tujuannya, lanjut Nitya, untuk mengedukasi ibu rumah tangga tentang bagaimana cara mengonsumsi makanan yang sehat dan gizi yang baik selama bulan Ramadhan.

Khusus untuk minuman adalah minuman isotonik yang bisa menahan cairan tubuh lebih lama bila dibandingkan dengan air biasa seperti Pocari Sweat.

"Sudah dilakukan penelitian atau uji coba di beberapa pabrik yang di mana karyawannya sahur menggunakan Pocari Sweat dan dengan air biasa," kata Nitya. Hasilnya, karyawan yang sahur menggunakan Pocari Sweat tidak cepat haus dibandingkan dengan yang minum air putih biasa.

Lebih lanjut, Nitya menambahkan, mini workshop ini secara spesifik membahas pemilihan menu makan sahur yang harus memperhatikan kandungan serat, protein, dan juga minuman yang tepat. Kandungan serat ini bisa didapatkan dari sayur dan buah.

Untuk sayur, cara memasaknya harus tepat sehingga tidak sampai menghilangkan kandungan nutrisi di dalamnya. Sementara itu, minuman pada sahur itu terbatas jumlah yang bisa dikonsumsi sehingga harus memperhatikan kandungan di dalamnya. 

"Kebanyakan orang masih memprioritaskan teh dan kopi, padahal keduanya mengandung unsur deuritik," kata Nitya. Unsur deuritik ini mengakibatkan kita terstimulasi untuk banyak ke kamar kecil sehingga kandungan cairan yang kita konsumsi saat sahur banyak yang hilang.

Nitya berharap setelah dilaksanakannya edukasi ini, ibu-ibu rumah tangga bisa menerapkan kepada keluarga kecilnya di rumah. Khususunya tentang bagaimana cara pemilihan gizi yang baik untuk menu sahur selama Ramadhan.

Terpopuler