REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian dari kita kerap lupa ada banyak hikmah di balik sakit yang belum diketahui. Lebih banyak kita kerap mengeluh dan cepat merasa kesal lantaran ingin segera sembuh.
Dikutip dari buku “Oase Ramadhan Panduan Sehat Selama Ramadhan,” karya Briliantono M Soenarwo, setidaknya ada enam hikmah yang kita peroleh saat sakit.
Pertama, ketika sakit, otomatis seseorang harus beristirahat lebih banyak. Setiap hari, tubuh selalu dibebani dengan berbagi kegiatan yang menyita tenaga. Saat sakit, tubuh diberikan kesmpatan untuk beristirahat dan terlepas dari beban berat untuk sementara waktu.
Pasien terbaring di bangsal Rumah Sakit. Ilustrasi
Segudang aktivitas sehari-hari membuat seeorang tidak punya waktu untuk berkumpul bersama keluarga atau teman-teman. Ketika seseorang sakit, ini dapat mempererat tali silaturahim karena keluarga atau teman akan datang menjenguk. Disinilah silaturahim terbentuk kembali.
Melalui sakit, seseorang mendapat pelajaran berharga untuk menghargai arti sehat itu. Kalau kita sehat, apapun yang dilakukan atau di makan akan terasa enak, lain halnya jika sakit, semua serba tidak nikmat. Senantiasa lah menjaga kesehatan.
Doa orang sakit di ijabah Allah SWT Kondisi spiritual orang sakit berada di titik tertinggi. Sedangkan psikologisnya ada di titik terendah. Ia tidak memiliki sandaran lain kecuali Allah. Harapan kesembuhan hanya ada berada pada Allah. Itulah yang membuat doa orang sakit mustajab.
Ilustrasi Doa
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah Saw menyuruh kita meminta doa kepada orang sakit yang kita jenguk, karena doa orang yang sedang sakit seperti doanya para malaikat.
Orang yang sakit dekat dengan Allah. Saat seseorang sakit, ia akan tidak berdaya dan memohon iba serta pertolongan Allah untuk diberi kesmbuhan. Inilah yang mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya melalui doa.
Hikmah terakhir dari sakit ialah menghapus dosa. Setiap hari pasti ada saja dosa yang kita lakukan baik yang disengaja ataupun tidak. Tetapi, saat seseorang sakit, Allah akan menghapus dan merontokan dosa-dosa yang pernah diperbuat. Itu adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hambanya.
Menyembuhkan
Setiap bulan Ramadhan, zakat dan sedekah menjadi hal yang rutin dilakukan. Keduanya memilik nilai lebih bagi umat Muslim, terutama memungkinkan siapapun yang melakukannya mendapat pahala berlipat ganda. Tapi, di samping itu, zakat dan sedekah ternyata berpengaruh baik terhadap kesehatan dan memanjangkan umur.
Head of Corporation and Communication Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD), Dhihram Tenrisau menjelaskan, pengaruh ini sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW. "Dalam HR Thabrani tertulis, 'Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana'," ujarnya melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/5).
Selanjutnya, temuan pengaruh antara zakat dan sedekah dengan kesehatan juga diperkuat oleh penelitian dua profesor dari Harvard, Michael Norton dan Elizabeth Dunn. Mereka melakukan studi dengan membandingkan orang-orang yang membagikan hartanya kepada orang lain dengan orang-orang yang hanya membelanjakan hartanya untuk diri sendiri.
Zakat
Hasil penelitian menunjukkan, para sampel penelitian yang membagikan hartanya pada orang lain terbukti lebih bahagia. Efek psikologis ini membuat fisik dan mental mereka lebih sehat sekaligus memberikan dampak panjang umur.
Dhihram menjelaskan, efek ini disebabkan karena nucleus accumbens atau wilayah di otak. Jadi, ketika peserta menyumbangkan uangnya, dalam hal ini zakat dan sedekah, aktivitas di nucleus accumbens mengalami peningkatan. "Wilayah otak ini diaktifkan oleh dopamine, yakni yang mempromosikan keinginan, dan serotonin atau yang mendorong rasa nyaman dan senang," ucapnya.
Selain itu, perilaku zakat dan sedekah ini melepaskan hormon endorfin dan oksitosin. Kedua hormon tersebut memberikan pengaruh pada kebahagiaan, kekebalan tubuh, serta membantu proses persalinan pada seseorang.
Bagi kesehatan jiwa sendiri, para pakar psikologi dan neurosains sepakat, kebiasaan memberi akan berkontribusi besar dalam membangkitkan perasaan bersyukur seseorang. Seperti yang diketahui, orang yang selalu bersyukur cenderung memiliki mentalitas kuat dalam menjalani hidupnya.
Penelitian lainnya dari Ashley Williams juga menemukan, perilaku menyisihkan sebagian harta untuk orang lain dapat mencegah penyakit jantung dan menurunkan tekanan darah.
Lebih dari itu, bersedekah juga ternyata dapat menyembuhkan penyakit kronis dan sulit disembuhkan. Dalam buku karya seorang profesor dari Universitas Stony Brook, Stephen Post, bertajuk Why Good Things Happen to Good People, disampaikan bahwa kebiasaan bersedekah ataupun berzakat telah terbukti meningkatkan manfaat kesehatan pada penderita penyakit kronis termasuk HIV.