REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertumbuhan ekonomi tahunan AS direvisi menjadi 2,2 persen pada kuartal pertama tahun ini. Angka itu sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya 2,3 persen. Demikian disampaikan Departemen Perdagangan AS pada Rabu (30/5).
Menurut departemen, gambaran umum pertumbuhan ekonomi tetap sama pada kuartal pertama. Namun ada revisi penurunan di sektor investasi persediaan swasta, investasi tetap perumahan, dan ekspor. Sebagian diimbangi oleh revisi kenaikan untuk investasi tetap non perumahan.
Pengeluaran konsumsi pribadi, yang mencakup lebih dari dua pertiga dari keseluruhan ekonomi, tumbuh pada tingkat tahunan sebesar satu persen. Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 1,1 persen.
Investasi tetap non perumahan, ukuran belanja perusahaan untuk struktur dan peralatan, tumbuh 9,2 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, lebih tinggi dari 6,1 persen yang diperkirakan sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan kuartal pertama pada tahun ini lebih rendah dari kuartal keempat tahun lalu yang mencapai 2,9 persen. Kendati demikian, pertumbuhan ini menjadi indikator lebih luas yang menunjukkan ekonomi AS tetap pada pijakan kuat sepanjang tahun ini.
Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga "segera," jika prospek ekonomi sejalan dengan ekspektasi pejabat Fed.
"Sebagian besar menilai jika informasi yang masuk secara luas mengkonfirmasi prospek ekonomi mereka saat ini, ini kemungkinan akan sesuai untuk Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk segera mengambil langkah lagi dalam menghapus kebijakan akomodatif," kata risalah tersebut.
Sebagian besar ekonom dan pelaku pasar memperkirakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan berikutnya yang dijadwalkan pada 12-13 Juni.