REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marko Simic mengungkapkan kekecewaannya atas hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menjatuhkan larangan bermain dalam empat laga dan denda Rp 20 juta kepadanya. Menurut Simic, hukuman ini tak pada tempatnya.
Komdis PSSI menilai striker asal Kroasia ini melanggar kode disiplin dengan menyikut Ian Louis Kabes dalam pertandingan melawan Persipura Jayapura, 25 Mei lalu. Simic menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud mencederai Kabes.
Menurut Simic, itu situasi normal. Ia mengaku tidak melihat Kabes di belakangnya. Kejadiannya juga diklaim Simic cukup cepat.
Ia mengaku hanya berusaha menyongsong bola, tidak untuk mencederai atau menendang lawan. "Jika ada gerakan tangan saya yang disebut menyikut, itu tidak benar karena saya dalam posisi berlari. Wasit juga ada di dekat saya dan dia juga tidak meniup peluit adanya pelanggaran,” kata Simic dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Ahad (3/6).
Penyerang bernomor punggung 9 ini menegaskan, ia tidak pernah mendapatkan kartu merah sepanjang karier bermain sepak bola. Hukuman Komdis PSSI dinilainya serangan kepada dirinya pribadi, Persija, dan juga suporter.
"Bayangkan, hukuman itu dijatuhkan sehari sebelum pertandingan besar,” keluhnya merujuk laga Persija kontra Persebaya yang akan berlangsung Ahad malam di Stadion Sultan Agung, Bantul.
Dia menambahkan, Macan Kemayoran sudah melakukan persiapan matang dan terbang ke Yogyakarta untuk bertanding. Akan tetapi, semuanya berubah dalam sekejap akibat hukuman tersebut.
Ia menegaskan, keputusan Komdis PSSI sebagai kekeliruan. Terlebih dalam laporan pertandingan juga tidak disebutkan terjadi insiden.
"Kamu tidak bisa menghukum seseorang malam hari sebelum pertandingan hanya karena video di Instagram dengan gambar yang kualitasnya tidak bagus,” keluhnya.