REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Imam Palestina Syekh Syakir Aiman Awda merasa senang berada di Indonesia. Selama ini, ia sering mendengar betapa warga Indonesia sangat mencintai Palestina.
"Rasa hangat itu terasa, bahkan lebih terasa kuat saat saya berada di Indonesia saat ini," katanya saat menyampaikan tausiah Tarawih di Masjid Nurul Falah di Kompleks Perumahan Balitro-Bumi Menteng Asri, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/6).
Dalam tausiah Tarawihnya, Syekh Syakir juga mengajak jamaah masjid untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah di hari-hari terakhir Ramadhan. Ia mengingatkan Ramadhan merupakan bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT. Inilah satu-satunya bulan yang di dalamnya terdapat kedamaian, ketenangan, dan keberkahan.
Syekh Syakir kemudian menyitir hadis yang dibacakan Aisyah bahwa Rasulullah berkata di hari terakhir Ramadhan hendak kita mengencangkan tali pakaian, membangunkan anggota keluarga untuk melaksanakan ibadah. "Artinya, kita harus bersungguh-sungguh beribadah lagi, lebih maksimal dibandingkan Ramadhan sebelumnya," katanya.
Syekh Syakir juga menyampaikan kabar terakhir dari Gaza atas blokade yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Palestina. Ia menyebut blokade yang dilakukan tahun ini merupakan yang paling dahsyat sejak 2006.
Ribuan orang yang lulus kuliah tidak bisa bekerja. Mereka yang bekerja tidak bisa lagi bekerja, bahkan gajinya dipotong sampai setengahnya.
Israel tetap menyerang tanpa membedakan wanita dan anak-anak. Rakyat Gaza masih memasang tubuhnya sebagai pelindung Kota Gaza. "Bahkan kabar terakhir seorang perempuan muda usia 21 tahun tenaga medis Palestina ditembak tepat di dadanya, saat menyelamatkan saudaranya yang terluka, padahal dia sudah mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa dia tim medis," kata Syakir.
Sejak awal Maret hingga kini hampir 200 orang meninggal dan 13 ribu korban luka berat. Sejak dideklarasikannya Dubes Amerika di Yerusalem, seluruh rakyat Palestina baik yang di Gaza dan Tepi Barak keluar melakukan protes. Zionis Israel menghancurkan rumah-rumah warga, bahkan mengambil alih makam para syuhada untuk dijadikan rumah.
Pengurus Masjid Nurul Falah Wayan Sukerta mengatakan kedatangan Imam Palestina merupakan jawaban atas aspirasi jamaah. Ini pertama kalinya shalat Tarawih di masjid tersebut diimami oleh Imam Palestina.
"Ini sudah kali kedua Imam Palestina ke Masjid Nurul Falah, tetapi baru kali ini imamkan shalat Tarawih," kata Wayan.
Kedatangan Imam Palestina membuat jamaah masjid membeludak, tidak seperti hari-hari terakhir Ramadhan di mana jumlah warga yang shalat ke masjid semakin berkurang. Menurut Wayan, warga ingin merasakan suasana berbeda melaksanakan Tarawih dengan pimpinan imam asal Palestina.
"Harapan kita masyarakat lebih khusyuk beribadah, dapat merasakan perjuangan masyarakat Palestina, dan semakin menguatkan silaturahim Indonesia dan Palestina," katanya.
Selain mendengarkan tausiah, warga juga menggalang dana untuk Palestina. Dalam satu malam terkumpul dana Rp21.201.000. Sebelumnya tanggal 26 Mei 2018, DKM Nurul Falah juga berhasil menggalang dana sebesar Rp31 juta yang juga disumbangkan untuk Palestina.