REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak semua orang bisa beribadah di Bulan Ramadhan. Karena itu, setiap Muslim patut selalu mensyukuri nikmat Ramadhan. Apalagi, banyak keutamaan dan hikmah, baik rohani maupun jasmani, yang didapatkan selama Ramadhan.
"Umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa itu harus berterimakasih kepada Allah karena di Bulan Ramadhan itu Allah menganugerahkan berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan rohani maupun jasmani," ujar dai asal Papua, Ustaz Fadzlan Rabbany saat dihubungi Republika.co.id, Senin (11/6).
Dia menuturkan, Bulan Ramadhan dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia dalam semua aspek. Dia menyebutkan aspek ekonomi, ibadah, silaturrahim, dan aspek sosial.
Menurut dia, kenikmatan Ramadhan dapat diperoleh melalui penataan jiwa dan raga melalui ibadah puasa. Selain itu, kenikmatan juga melalui ibadah lain seperti membaca Alquran, qiyamul lail, shalat tarawih, dan berinfaq, bersedekah, serta menunaikan zakat.
"Ramadhan itu seakan-akan menjadi sebuah kapal. Allah pertemukan kita untuk naik di atas kapal itu, berlayar untuk menyucikan jiwa, membangun ruh yang memberikan energi untuk menata kesuksesan di hari mendatang, sehingga harus bersyukur, harus berterimakasih," ucapnya.
Menurut dia, bentuk syukur tersebut dapat diwujudkan dengan cara melakukan kesalehan sosial. Cara lainnya, yaitu berbagi dengan para mustahik, dan bersyukur dengan cara melakukan tindakan yang baik.
"Ada yang bersyukur dengan cara membangun rumah fakir miskin, membangun rumah dhuafa, memberi makan, minum dan pakaian, serta memberi infaq dan sedekah," kata Ustaz Fadzlan.
Bahkan, kata dia, jika rasa syukur itu dapat diwujudkan dalam konteks kebangsaan maka akan lebih dahsyat lagi. Karena itu, menurut dia, setiap individu harus bersyukur atas kenikmatan di Bulan Ramadhan.
"Orang yang ketika dia tidak merasakan datangnya Ramadhan sebagai karunia, maghfiroh, sebagai rahmat dan nikmat dari Allah. Nah ini orang yang celaka dalam berpuasa," jelasnya.
Dipertemukan kembali dengan Ramadhan
Ustaz Fadzlan menambahkan, sangat penting umat Islam untuk bersyukur agar tahun mendatang dapat dipertemukan lagi dengan Bulan Ramadhan. Sebab, kata dia, boleh jadi Ramadhan ini menjadi Ramadhan terakhir bagi jiwa untuk hidup.
"Sehingga, manfaatkan sebaik mungkin peluang Ramadhan ini untuk bersyukur sebanyak-banyaknya, bersujud sebanyak-banyaknya," katanya.
Ketua Umum Al Washliyah KH Yusnar Yusuf mengatakan tidak semua orang dapat berjumpa dengan Bulan Ramadhan. Juga, dia mengatakan, tak setiap orang mampu memaksimalkan bulan suci ini.
Karena itu, umat Islam yang mampu melaksanakan ibadah pada Ramadhan tahun ini seharusnya bersyukur. "Di Ramadhan perlu bersyukur karena merupakan salah satu bulan yang dijanjikan dalam Alquran merupakan bulan yang begitu banyak keberkahan," ujar Yusnar.
Dia mengatakan, Ramadhan merupakan bulan turunnya Alquran, sedangkan Alquran merupakan pedoman bagi seluruh umat manusia. Menurut dia, kenikmatan turunnya Alquran di Bulan Ramadhan itu juga patut disyukuri.
"Jadi tidak lain kita harus bersyukur kepada Allah," ucapnya.
Selain itu, dia juga mengungkapkan umat Islam seharusnya bersyukur bisa hidup di Indonesia. Sebab, negeri ini memiliki budaya kesantunan dan Allah telah memberikan kemakmuran.
Menurut dia, rasa syukur ini dapat diwujudkan dengan cara saling menyayangi sesama saudara sebangsa dan setanah air. "Sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang baik dan memiliki sebuah budaya kesantunan, pertama sekali kita harus berterimakasih kepada Allah," kata Yusnar.
Empat cara mensyukuri Ramadhan
Ketua Asosiasi Pesantren se-Indonesia Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin menjelaskan umat Islam harus bersyukur telah dipertemukan dengan Ramadhan. Sebab, di bulan ini, manusia diberikan kesempatan untuk banyak beribadah di sepanjang hari karena adanya ibadah-ibadah khusus.
Ibadah khusus ini mulai dari puasa wajib pada siang hari dan shalat tarawih pada malam hari. Selain itu, Allah juga melipatgandakan pahala selama Ramadhan.
"Karenanya, kita harus bersyukur diberikan kesempatan bersua dengan bulan berkah ini," ujar tokoh NU yang biasa disapa Gus Rozin ini.
Gus Rozin mengatakan, rasa syukur itu dapat diwujudkan dengan menyambut Ramadhan dengan penuh semangat dalam beribadah, serta berbagi kepada sesama manusia. Sebab, banyak orang yang diberikan kesempatan berjumpa dengan ramadhan, tetapi tak sedikit yang menyia-nyiakannya.
“Sebagian dari kita sibuk dengan urusan duniawiyah sehingga melupakan keagungan bulan Ramadhan," kata staf khusus yang baru diangkat Presiden Joko Widodo ini.
Menurut Imam Ghazali, menurut Gus Rozin, rasa syukur atas Ramadhan ini dapat diwujudkan dengan beberapa hal. Pertama, bersyukur dengan hati, yaitu menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang dirasakan adalah anugerah dari Allah SWT.
Kedua, bersyukur dengan lisan, yaitu dengan cara berzikir mengucapkan kalimat hamdalah. Ketiga, bersyukur dengan melakukan perbuatan, yaitu membalas nikmat Ramadhan yang diberikan dengan melakukan ibadah, menolong dan berderma kepada sesama.
"Keempat, dengan tidak melakukan kerusakan. Misalnya mendapat nikmat kesehatan untuk berjumpa bulan Ramadhan, ia tidak melakukan sesuatu yang merusak tubuhnya," jelas Gus Rozin.