REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Petugas penyelamat Thailand akan mengebor jalan sempit ke dalam gua di mana 12 anak dari tim sepak bola dan pelatih mereka diyakini terperangkap air pasang. Hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri Thailand Anupong Paochinda pada Rabu (27/6), yang merupakan hari keempat pencarian.
Pencarian terhambat hujan lebat. Anak-anak itu, yang berusia antara 11 dan 16 tahun, dan asisten pelatih mereka yang berusia 25 tahun, hilang pada Sabtu setelah latihan sepak bola. Ketika itu mereka menjelajahi kompleks gua Tham Luang, meskipun diketahui kompleks gua tersebut rentan terhadap banjir di musim hujan.
Sukarelawan dan tim militer Thailand, termasuk 45 anggota satuan angkatan laut SEAL, telah dikerahkan di kompleks gua yang tergenang banjir itu. Air itu mengalir 10 kilometer di bawah gunung di provinsi utara Chiang Rai.
Baca juga: Tim Sepak Bola Remaja Diduga Terjebak di Gua Thailand
“Besok kita bisa mengebor gunung tetapi kita tidak akan mengebor terlalu dalam. Hanya cukup untuk memungkinkan orang lewat. Kami mencoba segala cara untuk menemukan anak-anak,” kata Anupong kepada wartawan di Bangkok.
Sementara kerabat dan teman-teman yang putus asa berkumpul di mulut gua, petugas penyelamat memompa air keluar. Akan tetapi hujan lebat memperlambat kemajuan mereka.
“Air adalah tantangan terbesar. Ada banyak puing dan pasir yang membuat macet saat memompa. Kami harus pindah unit karena tidak ada cukup udara di sana,” kata Petugas Angkatan Darat Sersan Kresada Wanaphum sebelum kembali menuruni gua.
Seorang anggota keluarga terlihat menangis di dekat gua Tham Luang selama pencarian di provinsi Chiang Rai utara. Menurut pesan dari anak-anak sebelum berangkat, mereka mengambil senter dan beberapa makanan.
Terlepas dari beberapa jejak kaki dan tanda yang ditinggalkan tangan mereka yang berlumpur di dekat pintu masuk gua, tidak ada yang dilihat atau didengar dari mereka sejak Sabtu malam. Upaya menemukan mereka telah mendominasi berita Thailand.
Kerabat 12 anggota tim sepak bola remaja dan pelatihnya berdoa untuk keselamatan mereka setelah hilang di gua, Rabu (27/6). (AP Photo/Sakchai Lalit)
"Saya yakin semua masih hidup," kata Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha kepada wartawan.
Vern Unsworth, penjelajah gua Inggris yang bermarkas di Chiang Rai yang telah bergabung dalam pencarian, mengatakan banyak air merembes ke dalam gua dari dua arah. "Ada aliran air di dalam, yang tidak biasa, itu berarti ada air yang datang dari dua arah. Tantangan terbesar adalah air. Jumlah besar," katanya.
Menurut informasi dari menteri dalam negeri, tiga penyelam asing yang berasal dari Inggris diperkirakan akan tiba di Thailand pada Rabu malam untuk bergabung dalam pencarian. Menurut Menteri Pariwisata Weerasak Kowsurat, Thailand juga telah meminta Amerika Serikat untuk meminjam peralatan deteksi korban yang selamat.
"Kami berharap peralatan ini akan memungkinkan kami menemukan titik-titik yang perlu kami capai lebih cepat," kata Weerasak kepada wartawan.
Sebuah buku panduan menggambarkan gua Tham Luang sebagai "ruang masuk yang mengesankan" yang mengarah ke jalan yang ditandai. Kemudian menggambarkan akhir dari jalan dan awal dari serangkaian bilik dan batu besar.
“Bagian gua ini belum sepenuhnya dieksplorasi. Setelah beberapa ratus meter, gua berkurang ukurannya menjadi bagian berlantai lumpur dengan lebar dua meter dan tinggi tiga meter,” tulis penulis Martin Ellis dalam buku berjudul The Caves of Thailand Volume 2.
Nopparat Kantawong, pelatih kepala tim yang tidak menghadiri latihan pada Sabtu, mengatakan anak-anak itu telah mengunjungi gua beberapa kali, dan berharap anak-anak itu tetap bersama dan tetap kuat. "Mereka tidak akan saling meninggalkan satu sama lain," kata Nopparat kepada wartawan.