Senin 09 Jul 2018 15:30 WIB

Ke Mana Manusia akan Berlindung?

Celakalah orang yang tidak mendapatkan perhatian Allah di Hari Kiamat.

Rep: Dea Alvi Soraya/Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
Hari Kiamat (Ilustrasi)
Hari Kiamat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, survivalisme--sebuah cara hidup untuk menyiapkan diri dari hancurnya peradaban--dipraktikkan oleh para profesional dan pebisnis di Amerika Serikat. Mereka merupakan para eksekutif yang bekerja di bidang teknologi hingga manajer keuangan.

Dilansir dari Newyorker.com, seorang pria asal San Francisco bernama Steve Huffman (33 tahun) menjalani sebuah operasi laser mata untuk menghilangkan penyakit rabun yang telah dideritanya sejak 2015 silam. Alasan Steve terbilang unik. Menurut dia, operasi tersebut mampu meningkatkan peluangnya untuk selamat dari bencana alam maupun bencana buatan manusia.

"Jika dunia berakhir (kiamat-- Red) dan kita mengalami kesulitan dalam penglihatan, tentu itu akan sangat menyebalkan," kata Steve.

Antonio Garcia Martinez, mantan manajer produk Facebook, tinggal di San Francisco. Dia membeli lima hektare hutan di sebuah pulau di Pacific Northwest. Dia membawa generator, panel surya, hingga ribuan amunisi.

"Ketika sebuah masyarakat kehilangan sebuah mitos, ini bisa menjadi kekacauan," kata dia, dilansir dari New Yorker.

Dia juga mengeluhkan mulai banyaknya imigran di New York. Menurut dia, mereka berpikir jika seorang pria bisa menjadi mafia. Tidak, Anda perlu membentuk milisi lokal. Anda butuh banyak hal untuk mengendalikan hari kiamat.

Dalam sebuah grup Facebook, survivalis kaya berbagi kiat untuk topeng gas, bungker, dan lokasi aman dari efek perubaan iklim. Salah satu anggotanya, seorang anggota firma investasi, mengatakan, "Saya menyiapkan sebuah helikopter untuk berangkat setiap waktu. Saya pun memiliki bungker bawah tanah dengan sistem penyaringan udara."

Dia mengakui, persiapannya mungkin membuatnya dicap ekstrem di antara koleganya.Namun, dia menambahkan, Banyak temanku yang menyimpan senjata, motor, dan koin emas. Ini bukan sesuatu yang sulit ditemukan lagi. "Jika ada perang saudara atau gempa bumi raksasa yang memotong bagian dari Kalifornia, kami ingin telah siap," kata dia.

Upaya manusia modern untuk selamat dari hari kiamat memang menjadi fenomena. Dengan segala sumber daya dan upaya, mereka ingin menyelamatkan diri dari pencipta-Nya. Padahal, hari kiamat kerap disebutkan dalam Alquran sebagai sesuatu yang mengerikan.

Allah SWT dalam QS al-Insyiqaq (surat ke-84) ayat 1-5 berfirman: Apabila langit terbelah (1), dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (2), dan apabila bumi diratakan (3), dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong (4), dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat per- buatannya) (5).

Pada saat itu, seperti dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya, tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah. Karena itu, sungguh celaka orang yang tidak mendapatkan perlindungan Allah. "Celakalah orang yang tidak mendapatkan perhatian atau tidak ditengok Allah pada hari kiamat, kata Ustaz Taufiqurrohman SQ, beberapa waktu lalu.

Ia lalu mengutip hadis Rasulullah yang menyebutkan, Ada dua kelompok manusia yang tidak ditengok oleh Allah pada hari kiamat. Keduanya adalah orang yang memutuskan tali silaturahim dan tetangga yang jahat.

Ustaz Taufiqurrohman mengingatkan agar kaum Muslimin selalu menjaga tali silaturahim, baik dengan keluarga, saudara, tetangga, sahabat, teman, dan sebagainya. Ia mengutip salah satu hadis Rasulullah tentang keutamaan orang yang bersilatura him dan bersalaman, Tidaklah dua orang Islam bertemu dan bersalaman melainkan Allah gugurkan dosanya sebelum keduanya berpisah. Dalam hadis yang lain, Rasulullah mengemukakan, Semua tidak boleh dicuri, kecuali salam.

Ia juga mengingatkan kaum Muslimin agar selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga, termasuk di dalamnya memperhatikan hak-hak tetangga, seperti yang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. "Jangan sakiti hati tetangga walaupun hanya dengan sekadar bau makanan yang sampai ke rumah mereka tetapi kita tidak membagi makanan tersebut kepada mereka," tutur dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement