REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju kurs rupiah semakin mengarah ke zona hijau. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), mata uang Garuda itu hari ini, Selasa (10/7), berada di level Rp 14.326 per dolar AS.
Angka itu sedikit membaik dibandingkan posisi kemarin, (9/7), yakni Rp 14.332 per dolar AS. Bahkan jauh lebih baik dari posisi dua hari sebelumnya, (8/7), yang masih menembus level Rp 14.400 per dolar AS.
Pada spot perdagangan mata uang, kurs rupiah juga dibuka menguat terhadap dolar AS. Pembuatannya sebesar 0,08 persen atau 12 poin di level Rp 14.318 per dolar AS.
Sempat melemah pada pukul 09.00 WIB, rupiah kemudian menguat lagi sekitar pukul 10.30 WIB. Mata uang Indonesia tersebut menguat ke Rp 14 343 per dolar AS, penguatannya sebanyak 13 poin atau 0,09 persen.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pergerakan positif masih terjadi pada rupiah yang mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS. Hal itu seiring belum cukup kuatnya rilis data-data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, kata dia, penguatan rupiah turut didukung kenaikan yuan Cina dan euro seiring terdepresiasinya dolar AS. "Tampaknya pelaku pasar mengesampingkan sentimen terjadinya potensi perang dagang dengan pengenaan tarif dagang di antaranya keduanya dan lebih memperhatikan kondisi makroekonomi dari kedua negara, terutama data-data ekonomi AS," tutur Reza di Jakarta, Selasa, (10/7)
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.330 per dolar AS sampai 14.310 per dolar AS hari ini. "Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih adanya potensi pelemahan pada dolar AS memberikan dampak positif pada rupiah," kata Reza.
Meski, menurutnya, di dalam negeri masih terdapat pelemahan beberapa data ekonomi namun, cukup terimbangi dengan kenaikan sejumlah mata uang lain terhadap dolar AS. "Tetap mencermati dan mewaspadai jika kenaikan ini hanya bersifat sementara," tegasnya.