REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Daerah Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika masing masing akan mendapatkan porsi saham dari divestasi Freeport Indonesia. Namun, praktiknya, pihak Pemda dan Pemkab tidak melakukan transaksi pada tahapan ini, jatah 10 persen saham tersebut akan lebih dulu ditalangi oleh Inalum.
Direktur Utama PT. Inalum, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bagian enam persen untuk Pemkab Mimika dan empat persen untuk pemda Papua masing masing akan lebih dulu dibayar oleh Inalum. Nantinya, kedua pihak tersebut akan membayar saham tersebut ke inalum melalui dividen yang mereka terima.
"Kami bantu mereka merealisasikan transaksi ini. Nanti mereka bayar pakai dividen. Kami bayarin dulu nanti dibayar cicilannya pakai dividen," ujar Budi di DPR, Senin (23/7) malam.
Budi menjelaskan, langkah ini dirasa paling baik ditengah kondisi APBD dari kedua negara yang tidak cukup apabila untuk membeli saham 10 persen ini. Budi menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan perundingan dengan pihak Pemkab dan Pemda mengenai hal ini. "Ini yang kami mau diskusikan kalau punya cash ya bisa, kalau nggak pun tidak apa-apa," ujar Budi.
Baca juga, Inalum: Pembiayaan Freeport Seluruhnya dari Bank Asing.
Mengenai tenor dan jangka waktu pembayaran dividen berapa lama pun kata Budi masih dibicarakan. "Iya termasuk tenor dan berapa lama cicilannya," ujar Budi.
Saat ini Inalum masih menyelesaikan tiga perjanjian lagi bersama Freeport dan Rio Tinto. Tiga perjanjian yang mendetailkan persoalan pembagian saham, perjanjian pembelian dan perjanjian mekanisme pembayaran akan selesai dilakukan pada dua bulan ini.
Selain menyelesaikan tiga perjanjian lagi, tim keuangan Inalum sedang menyelesaikan sumber dana divestasi. Sumber dana yang nantinya akan didapat dari aliran dana asing ini rencananya juga akan selesai berbarengan dengan selesainya tiga perjanjian di atas.
PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), Freeport McMoran Inc, dan Rio Tinto telah melakukan penandatanganan pokok-pokok perjanjian terkait penjualan saham Freeport dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia ke Inalum. Kepemilikan Inalum di PTFI setelah penjualan saham dan hak tersebut menjadi sebesar 51 persen dari semula 9,36 persen.
Pokok-pokok perjanjian tersebut selaras dengan kesepakatan pada 12 Januari 2018 antara Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kabupaten Mimika. Dalam kesempatan itu pemerintah daerah akan mendapatkan saham sebesar 10 persen dari kepemilikan saham PTFI.
Dalam perjanjian tersebut, Inalum akan mengeluarkan dana sebesar 3,85 miliar dolar AS untuk membeli hak partisipasi dari Rio Tinto di PTFI dan 100 persen saham FCX di PT Indocopper Investama yang memiliki 9,36 persen saham di PTFI. Para pihak akan menyelesaikan perjanjian jual beli ini sebelum akhir 2018.
Head of Corporate Communication and Government Relations Inalum Rendi Witular menjelaskan, pembelian saham divestasi Freeport senilai 3,85 miliar dolar AS seluruhnya dibiayai oleh bank asing.
"Semua akan dibiayai oleh bank asing karena bank lokal kita tidak mau memengaruhi fluktuasi rupiah. Kami mendapatkan informasi dari regulator yang menyarankan sebaiknya perbankan nasional tidak diikutsertakan," katanya.
Sesuai kesepakatan pokok-pokok perjanjian (head of agreement/HoA) yang ditandatangani pada 12 Juli 2018, Inalum akan membeli saham divestasi Freeport senilai 3,85 miliar dolar AS.