Ahad 19 Aug 2018 20:09 WIB

Tiga Masjid Tua di Malaysia

Dokumentasi tentang masjid-masjid kuno di Malaysia tercatat setidaknya dalam Hikayat

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Masjid Ubudiah di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaysia.
Foto: Blogspot.com
Masjid Ubudiah di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dokumentasi tentang masjid-masjid kuno di Malaysia tercatat setidaknya dalam Hikayat Melayu dan Hikayat Kedah (Hikayat Merong Mahawangsa). Kedua referensi ini menjadi rujukan sejarah pembangunan masjid, terutama elemen arsitektur seperti beranda, ruang, dan istana.

Menurut dua rujukan itu, di Kedah sudah terdapat masjid sejak abad ke-11. Sedangkan, di Semenanjung Malaya, masjid diperkirakan berdiri pada abad ke-18. Bukti nyata dari keberadaan Islam di Malaysia, terutama Semenanjung Malaya, adalah Batu Terengganu (Batu Bersurat Terengganu), yang ditulis pada 1303. Namun, saat ini tidak ada sisa-sisa masjid yang dapat diidentifikasi keberadaannya pada periode tersebut:

Masjid Kampung Laut

Masjid ini merupakan masjid tertua di Malaysia. Masjid ini terletak di Jalan Kuala Krai, Nilam Puri, Kelantan. Masjid Kampung Laut dibangun pada abad ke-15 oleh sekelompok nelayan yang terdiri atas Pattani, Jawa, dan Brunei. Gaya sebagian besar khas arsitektur tradisional lokal, dan sesuai iklim, mirip dengan rumah-rumah lokal di daerah tersebut.

Masjid asli memiliki gaya arsitektur dasar, struktur dengan empat pilar, dan memiliki daun palem untuk atap. Masjid ini diklaim duplikat dari Masjid Agung Demak. Namun, klaim tersebut dinilai lemah. Masjid itu diserahkan kepada Pemerintah Kelantan di bawah pemerintahan Menteri Besar Datuk Asri Muda pada bulan Mei 1970.

Masjid Abidin

Masjid Abidin merupakan masjid kerajaan negara bagian Terengganu yang dibangun Sultan Zainal Abidin II antara 1793 dan 1808. Masjid, yang juga dikenal sebagai Masjid Putih atau Masjid Besar, terletak di Kuala Terengganu, Terengganu, Malaysia. Royal Mausoleum yang lama terletak di dekat masjid.

Masjid ini dibangun oleh almarhum Sultan Zainal Abidin II (juga dikenal sebagai Masjid Marhum) antara 1793 hingga 1808. Bahan bangunan asli masjid adalah kayu. Namun, selama masa pemerintahan Sultan Umar sekitar 1852, masjid ini diganti dengan suatu bangunan terbuat dari batu bata. Masjid tersebut mengalami beberapa kali renovasi. Dekorasi seperti beberapa ukiran kaligrafi diukir di pintu masuk masjid.

Masjid Negeri Sultan Abu Bakar

Masjid Sultan Abu Bakar merupakan masjid Negara Bagian Johor, Malaysia. Terletak di sepanjang Jalan Skudai, Johor Bahru, masjid ini dibangun antara 1892 dan 1900, di bawah arahan Sultan Abu Bakar. Arsitek masjid ini adalah Tuan Haji Mohamed Arif bin Punak yang terinspirasi arsitektur kolonial Inggris Victoria.

Salah satunya mena ra masjid yang mirip bentuk menara jam Inggris abad ke-19. Masjid ini juga menampilkan beberapa elemen arsitektur Moor, ber sama dengan beberapa pengaruh Melayu kecil. Masjid ini dapat menampung 2.000 jamaah pada satu waktu shalat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement