Jumat 24 Aug 2018 09:04 WIB

Ada Pesan Hacker ISIS ke Pemerintah Indonesia, Ini Isinya

Para peretas marah dengan Pemerintah RI yang memblokir akun kelompok mereka.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Peretas (Ilustrasi)
Foto: VOA
Peretas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebuah kelompok yang mengaku  peretas ISIS  mengancam akan menyerang pemerintah Indonesia. Ini sebagai bentuk pembalasan atas pemenjaraan dan pembunuhan dari anggota mereka.

Seperti dilansir Channel NewsAsia, Jumat (24/8) para peretas, yang menyebut diri mereka Hacktivist 1435 Anshar Caliphate Army, mengeluarkan ancaman dalam sebuah video.

Dalam video itu, para peretas mengungkapkan kemarahan pada pemerintah karena memblokir akun media sosial kelompok pro-ISIS. Mereka bersumpah akan melepaskan teror pada pemerintah di dunia "nyata" dan "virtual".

Baca Juga: Pengikut ISIS Mengamuk di Paris, Dua Orang Tewas.

"Telah ditemukan dari pemantauan media sosial online terselubung, simpatisan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)  membukukan ancaman teror dari Hacktivist 1435 Anshar Caliphate Army. Rekaman itu diunggah pada 13 Agustus," kata sumber kontra-terorisme Malaysia.

Rekaman berdurasi satu menit itu disampaikan dalam bahasa Inggris  dan terdapat subtitle Bahasa Indonesia.

"Anda telah menindas saudara-saudara kita, dipenjarakan, dibunuh dan disiksa. Anda telah melakukan ini di dunia nyata,"  ujar divisi hacking ISIS dalam pesannya kepada Pemerintah Indonesia.

JAD adalah kelompok yang disebut pro-ISIS terbesar di Indonesia. Kelompok initelah disalahkan atas serangkaian serangan teror di Indonesia. Temasuk pengeboman bunuh diri Mei lalu di tiga gereja dan kantor polisi.

Kelompok ini didirikan oleh Aman Abdurrahman, yang dijatuhi hukuman mati Juni lalu karena menghasut lima serangan teror.

“Anda telah memblokir akun media sosial saudara-saudaraku di dunia maya. Kami akan berjuang dan meneror Anda di dunia nyata dan di dunia maya. Kami akan memberikan akun (pemerintah) yang telah kami retas untuk saudara-saudara Anshar Khilafah kami untuk melanjutkan jihad mereka. Kami akan menemukan Anda dan kami akan membunuh Anda," kata peretas dalam rekaman tersebut.

Menurut sumber kontra-terorisme Malaysia, saat ini polisi Indonesia sedang mencari orang yang mengunggah video itu. Dalam perkembangan lainnya, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia memperingatkan warganya bahwa teroris mungkin merencanakan serangan di Indonesia.

“Kami terus menerima informasi yang mengindikasikan teroris mungkin merencanakan serangan di Indonesia. Karena kekhawatiran keamanan yang tinggi, staf di Konsulat Jenderal Australia di Surabaya tidak akan menghadiri acara di Universitas Airlangga di Surabaya pada 23 Agustus,” kata departemen itu.

Para pejabat Australia di Surabaya saat ini meningkatkan  keamanan  dan membatasi gerakan mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement