Jumat 31 Aug 2018 13:24 WIB

#AskTheRider MotoGP: Pilih Dikejar atau Mengejar?

Para pembalap menyatakan pertanyaan itu sangat sulit dijawab

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Pebalap Ducati, Corse Jorge Lorenzo (depan)
Foto: EPA
Pebalap Ducati, Corse Jorge Lorenzo (depan)

REPUBLIKA.CO.ID, SILVERSTONE -- Edisi terbaru #AskTheRider MotoGP 2018 kembali menyajikan pertanyaan menarik untuk pembalap. Pertanyaannya adalah, apakah Anda lebih senang 'mengejar' atau 'dikejar' saat balapan?

Andrea Dovizioso menjawab pertama kali. Menurutnya, hal itu bergantung sejumlah faktor. Dia mencontohkan kemenangan dua kalinya di GP Qatar dan GP Brno musim ini.

"Bergantung pada lintasan dan siapa lawan yang dihadapi. Untuk beberapa pembalap, Anda tahu mereka pasti menyerang di tikungan terakhir. Itu akan sulit menghadapinya. Namun, bagi saya tak ada yang lebih baik dari memimpin balapan (dikejar)," kata Dovi, dilansir dari Speedweek, Jumat (31/8).

Jorge Lorenzo, rekan satu tim Dovizioso secara tegas mengatakan dirinya lebih suka dikejar ketimbang mengejar. Menurutnya, memimpin menunjukkan Anda lebih kuat dari yang lain.

"Gaya saya adalah start yang baik dan melaju di depan," katanya.

Jack Miller yang memenangkan balapan di GP Assen 2016 mengatakan itu adalah pilihan sulit. Ada lintasan di mana pembalap berkesempatan menyerang di tikungan terakhir.

"Setiap race berbeda. Anda perlu menyusun rencana sepanjang balapan supaya tak mengalami insiden. Saya juga lebih suka memimpin balapan (dikejar)," katanya.

Juara dunia dua kali di ajang Moto2, Johann Zarco menilai itu bergantung situasi. Kadang pembalap berhasil melampaui pembalap di belakang.

"Saat Anda berada di belakang, itu risiko, Anda harus siap menyerang, tak peduli secepat apa pembalap di depan Anda. Itu bergantung situasi. Yang penting, tujuannya adalah menang," kata Zarco.

Terakhir, Franco Morbidelli mengemukakan jawaban mirip dengan Zarco. Pembalap paling tahu di lintasan mana dia terkuat.

"Saya lebih suka memimpin karena rasanya lebih baik," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement