REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muhammadiyah menyerukan partisipasi rakyat yang mempunyai hak pilih dalam pemilu 2014. Khususnya warga Muhammadiyah. Namun, Muhammadiyah tidak akan mengarahkan warganya untuk mendukung atau memilih partai politik tertentu.
"Kalau (mengarahkan) tidak ada. Sudah sangat jelas," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (15/1).
Menurut dia, sikap itu sesuai dengan ketetapan Muktamar Muhammadiyah di Makassar pada 1971. Dikatakan, Muhammadiyah tidak memiliki hubungan organisatoris atau strukturalis dan tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun.
Karenanya, Muhammadiyah memberikan kebebasan pada warganya untuk menentukan pilihan. "Pilih individu caleg yang sesuai kriteria yang disarankan," kata dia.
Muhammadiyah menyampaikan secara resmi pernyataan sikapnya menghadapi pemilu mendatang. Antara lain, berisikan mengenai kriteria caleg. Muhammadiyah mengharapkan anggota legislatif nanti merupakan wakil rakyat yang jujur, terpercaya, bertanggung jawab, dan berkualitas tinggi.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya wakil rakyat yang berjiwa kenegarawanan, memiliki komitmen, dan kontrak moral untuk kemajuan bangsa.
Mengenai hubungan dengan partai politik, Muhammadiyah memang sempat identik dengan Partai Amanat Nasional (PAN) karena sosok Amien Rais. Namun, Din menegaskan Muhammadiyah tetap pada ketetapan muhtamar untuk tidak berafiliasi dengan partai mana pun.
Meski pun, Muhammadiyah tetap menjalin komunikasi dan hubungan dengan pimpinan partai politik. "Hubungan Muhammadiyah dengan parpol tidak hanya PAN, tetapi semua partai lain," kata dia.
Din mencontohkan, pada agenda pengajian bulanan awal Januari lalu, Muhammadiyah mengundang beberapa pimpinan dan wakil beberapa partai. Ia berharap pada agenda yang sama bulan depan, Muhammadiyah dapat mengundang tokoh pimpinan partai politik lain. "Ini menjadi salah satu indikator hubungan kami baik-baik saja (dengan semua partai)," ujar dia.