REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kalimantan Timur menargetkan perolehan suara siginifikan pada Pemilu 2014, dengan estimasi satu fraksi untuk DPRD Provinsi dan kabupaten/ kota.
Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu (LP2) PPP Kaltim, Syaparudin di Samarinda, Selasa (4/2), mengatakan dalam hitungan persentase, partai berlambang Kabah tersebut menargetkan perolehan suara 15-20 persen di daerah ini.
"Untuk DPRD Provinsi, kita menargetkan enam kursi, meskipun tidak menutup kemungkinan bisa mencapai delapan kursi, sedangkan perolehan untuk masing-masing kabupaten/kota minimal kita harus bisa memperoleh satu kursi di setiap daerah pemilihan (dapil)," katanya.
Dia mengatakan, hingga saat ini PPP diyakini masih mendapatkan tempat dihati masyarakat, bahkan bukan hanya mereka yang beragama Islam.
Menurut dia, beberapa kelompok masyarakat beragama lain juga masih bersimpati dengan PPP, karena dianggap sebagai partai politik yang masih berpandangan lurus, dengan minimnya kadernya yang terjerat persoalan hukum khususnya kasus korupsi.
Bahkan, kata Syaparudin, dalam penentuan caleg menyongsong Pemilu 2014, PPP Kaltim berkomitmen untuk menjalankan petunjuk pusat dalam rekruitmen caleg dengan memilih caleg yang bebas dari persoalan hukum ataupun terindikasi kasus korupsi, selain kriteria kapasitas, integritas dan popularitas.
"Di tingkat DPC pun dalam penentuan calegnya juga merujuk aturan tersebut," ujarnya.
Syaparudin mengatakan bahwa PPP saat ini telah membuka ruang bagi masyarakat non Islam dalam menyampaikan aspirasi politiknya, baik sebagai simpatisan atau terlibat langsung sebagai caleg.
"Saya juga pernah diundang berdialok dengan masyarakat Long Dali kecamatan Long Iram, Kutai Barat, yang mayoritas penduduknya beragama nasrani,"imbuh Syaparudin.
Sekretaris LP2 PPP Kaltim Herman Al Hasan menambahkan, strategi PPP dalam mendulang suara untuk Pemilu 2014 yakni caleg mengepung dapil.
Artinya semua caleg, simpatisan dan kader bergerak bersama memenangkan hati rakyat dari beragam suku agama dan kelompok untuk pendulangan suara PPP di Pemilu 2014.
"Ada mekanisme yang diterapkan kepada masing-masing caleg, namun karena hal ini menyangkut strategi, tentunya tidak bisa menjadi konsumsi publik," katanya.