Home >> >>
JK Belum Mengaku Capres PKB, Ini Sikap PKB
Rabu , 05 Feb 2014, 17:47 WIB
Republika/Yogi Ardhi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak risau dengan sikap "dingin" Jusuf Kalla (JK) yang belum mengaku sebagai capres PKB. Bagi PKB, JK tetap bisa memberi efek positif kepada partai meskipun belum mendeklarasikan diri sebagai capres.

"Tanpa sosialisasi (capres) pun, Pak JK sudah dengan sendirinya sosialisasi dengan keliling daerah melalui PMI dan DMI. Yang terpenting, sama-sama ikut membesarkan PKB," kata Marwan ketika dihubungi Republika, Rabu (5/2).

Marwan mengatakan JK merupakan politikus berpengalaman. JK pernah menjadi menteri dan wakil presiden. JK, kata Marwan, juga sudah dikenal masyarakat. Satu-satunya PR JK, menurut Marwan adalah menaikan elektabilitas. "Tinggal menggenjot elektabilitasnya," ujarnya.

Tak cuma JK, Marwan juga melihat capres PKB lain terus melakukan sosialisasi politik. Mahfud MD misalnya terus mendatangi lapisan masyarakat dan basis-basis NU. Pun halnya dengan Rhoma Irama.

"Pak Mahfud berjalan terus sosialisasinya ke semua lapisan, termasuk juga ke basis utama PKB, ke warga nahdliyin dan ke kiai. Rhoma juga sosialisasi di basis massanya," katanya.

Sebelumnya JK memastikan sampai saat ini dirinya belum mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) PKB. Namun dia tidak keberatan apabila ada deklarasi dukungan dari pengurus PKB kepada dirinya.

"Saya tidak deklarasi. PKB yang deklarasi. Saya terimakasih," kata JK kepada wartawan di sela kegiatan nasional HMI "Sarasehan Calon Legislatif DPR/DPD RI Lintas Partai dari HMI; HMI Untuk Rakyat" di Jakarta, Rabu (5/2).

JK belum bisa memastikan apakah akan menerima pinangan PKB sebagai capres atau tidak. Menurutnya maju sebagai capres bukan perkara gampang.

Butuh sejumlah persyaratan yang ditetapkan undang-undang. "Harus ada 20 persen (suara pileg) yang dukung. Tidak segampang itu kan," ujarnya.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar