Aksi pendukung Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai Presiden 2014, membentangkan spanduk di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (19/5).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional PDI P Projo, Budi Arie Setiadi menilai ada lima Agenda besar kebangsaan yang harus dijalankan kepemimpinan nasional ke depan pascapemilu 2014.
Dia pun memamparkan, agenda pertama, kehancuran dan merosotnya martabat bangsa. Berbagai kegagalan pembangunan di hampir seluruh sektor kehidupan, menjadi signal tanda bahaya bagi sejarah perjalanan bangsa ini ke depan. Kedua, ketidak adilan sosial yang makin mencolok yang akan dapat menimbulkan segregasi sosial dan menumbuhkan apatisme dan frustasi sosial.
Ketiga, kehancuran yang semakin memprihatinkan penyelenggaraan sistem kenegaraan kita dari mulai aparat hukum, lembaga legislatif, yudikatif dan aparat penyelenggara negara lainnya. Banyaknya kasus korupsi yang melanda hampir seluruh penyelenggara negara, mengakibatkan munculnya demoralisasi dan sinisme dari publik terhadap jalannya fungsi-fungsi kenegaraan.
Keempat, kekacauan kepastian sistem hukum di Indonesia. Banyak perundangan-undangan yang saling "bertabrakan" satu dengan yang lain. Isu kepastian hukum ini menyangkut landasan konstitusi sebagai arah pembangunan bangsa akan dibawa.
Kelima, krisis ekonomi yang akan menerpa Indonesia. Bagaimana dengan stuktur dan model ekonomi Indonesia? Apakah sudah mampu menjawab, baik dalam jangka pendek atau panjang, berbagai isu strategis seperti ketahanan energi, ketahanan pangan dll.
"Pemilu 2014 harus menghasilkan pemimpin yang mampu membawa Indonesia keluar dari kegelapan. Tahun 2014 adalah tahun vivere pericoloso. Presiden Indonesia mendatang harus mampu membawa obor yang membawa rakyat dan bangsa melewati "lorong yang gelap gulita" menuju harapan baru yang terang benderang," ujar Budi Arie Setiadi, dalam pesan singkatnya kepada ROL, Kamis (6/2).