Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan poster sosialisasi penyelenggaraan Pemilu 2014 di Jakarta, Jumat (7/2). (Antara/Yudhi Mahatma)
REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Pengamat politik dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate Sudin Yamani mengatakan tidak menggunakan hak pilih (golput) pada pemilu bukan solusi untuk menciptakan perubahan ke arah lebih baik bagi bangsa ini. Bahkan, bisa menyebabkan kehancuran bangsa.
"Golput justru akan membawa bangsa ini pada kehancuran, karena bagaimana mungkin pemerintahan dan pembangunan bisa berjalan kalau warga negara tidak mau memilih wakil atau pemimpinnya yang akan melaksanakan pemerintahan dan pembangunan," katanya di Ternate, Rabu (12/2).
Menurut dia, kalau ingin menciptakan perubahan kearah yang lebih baik maka setiap warga negara harus berpartisipasi memilih wakil dan pemimpinnya. Alasan golput di pemilu legislatif karena caleg yang ada dinilai tidak layak, itu jelas tidak logis karena dari sekian caleg yang dicalonkan parpol pasti ada yang baik dan caleg seperti itulah yang harus dipilih.
"Islam dan agama lainnya melarang untuk golput, bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2009 telah mengeluarkan fatwa haram mengenai golput. Jadi sebenarnya tidak alasan bagi warga negara yang berhak memilih tidak berpartisipasi pada pemilu legislatif maupun pemilu presiden nanti," katanya.