Home >> >>
Banggakan Orde Baru Tak Akan Untungkan Golkar
Senin , 17 Feb 2014, 17:16 WIB
Antara Foto/ANDIKA WAHYU
Aburizal Bakrie (kiri) menghadiri halal bihalal Fraksi Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang berpendapat, strategi Partai Golkar membanggakan kejayaan masa Orde Baru di masa lalu sama sekali tidak menguntungkan.

"Golkar sedang membangun imej dengan bernostalgia masa lalu. Kekuasaan Orde Baru identik dengan Golkar. Sehingga publik dapat dipengaruhui melalui sisi positif Orde Baru yang menguntungkan Golkar. Tetapi pola seperti itu dengan mengeksploitasi masa lalu justru menjadi kontraproduktif bagi Golkar," kata Ahmad di Kupang, Senin (17/2).

Golkar belakangan mulai menyinggung soal kejayaan Orde Baru. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) bahkan meminta kader sekaligus anggota organisasi massa yang berafiliasi di dalamnya untuk tidak malu mengakui kalau Golkar berjaya pada era Orde Baru.

Ical meminta mereka untuk bangga dengan masa kepemimpinan Soeharto. Menurut Ahmad, masyarakat tentu berpandangan bahwa otoritas masa Orde Baru justru dilakukan oleh Golkar sebagai penyokong utama kekuasaan Soeharto.

Karenanya, dengan mengangkat isu Orde Baru untuk mempengaruhui pemilih pada pileg mendatang menjadi suatu hal yang utopis.

Menurutnya, Golkar telah berhasil membangun kekuatan politik saat ini karena telah mengambil jarak embargasi dengan Orde Baru. Sehingga Golkar tetap eksis dan menempati posisi teratas dalam tiga kali pemilu di era reformasi.

Karenanya, atmosfer politik ini mesti dipertahankan. Sehingga, tidak menguntungkan bagi Golkar membanggakan kejayaan masa lalu.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar