REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berupaya memperkuat pengawasan terhadap tingginya potensi pelanggaran pemilu 2014. Bentuknya, antara lain kerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Nasyiatul Aisyiah.
"Ini program ekslusif Bawaslu sebagai bagian dari gerakan sejuta relawan. Pemilu merupakan pekerjaan besar dengan dinamika tinggi dan potensi pelanggaran besar," kata Ketua Bawaslu, Muhammad di Jakarta, Selasa (18/2).
AJI, HMI, dan Nasyiatul Aisyiah dipilih sebagai kelompok yang dinilai bisa mewakili gererasi muda dengan latar belakang yang berbeda. Nota kesepahaman tersebut akan ditindaklanjuti melalui aneka program sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi masing-masing organisasi.
Jaringan AJI, HMI, dan Nasyiatul Aisyiah juga secara langsung tergabung dengan program Sejuta Relawan yang digagas Bawaslu. Mereka akan mengawal, memantau, dan mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu hingga selesai.
Ketua AJI Jakarta Umar Idris mengatakan, akan menyampaikan laporan masyarakat yang masuk melalui MataMassa kepada Bawaslu. Dengan menggunakan prosedur formal melalui formulir khusus pelapor maupun melalui teknologi informasi.
"Aplikasi MataMassa sebagai portal pemantauan, Jadi masyarakat bisa melaporkan, dan langsung kami teruskan kepada pengawas pemilu," ujar Umar.
Ketua HMI Arif Rosyid mengatakan, sebanyak 450 ribu kader akan berpartisipasi aktif melakukan pengawasan. Jaringan kader yang tersebar di 20 cabang kabupaten/kota akan dijadikan relawan pemilu.
Nasyiatul Aisyiah, organisasi keperempuanan dan pedidikan juga akan melakukan pemantauan mandiri. "Kami akan lakukan pemantauan mandiri di 32 pimpinan wilayah seluruh Indonesia," kata Norma Sari, ketua umum Nasyiatul Aisyiah.