Home >> >>
Penghitungan Suara Pemilu Diusulkan Gunakan Kata
Rabu , 19 Feb 2014, 15:36 WIB
Republika/ Tahta Aidilla
Simulasi Pemilu

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengusulkan penulisan hasil penghitungan suara pemilu mulai dari tempat pemungutan suara (TPS) menggunakan kata. Bukan lagi angka seperti yang digunakan selama ini.

Penulisan hasil penghitungan suara dengan menggunakan kata dianggap efektif untuk mencegah kecurangan pada semua tingkatan penyelenggara pemilu. 

Dia mengemukakan hal itu terkait kecemasan berbagai kalangan. Terutama partai politik tentang kecurangan yang selalu dilakukan oleh partai politik pada pemilu legislatif, presiden mau pun kepala daerah.

"Kecurangan dalam pemilu memang selalu menjadi momok. Saya usulkan agar dalam penulisan perolehan suara calon atau partai politik menggunakan kata. Ini akan menyulitkan orang untuk melakukan kecurangan," katanya di Kupang, Rabu (19/2).

Perolehan suara calon si 'A' sebanyak 1.500 misalnya. Angka ini mudah dicurangi, karena dengan hanya menghilangkan dua nol saja, maka jumlah suara yang diraih tinggal 15 suara.

Namun, jika penulisannya menggunakan kata yakni 'seribu lima ratus' maka, akan sulit untuk dicurangi. "ini saya yakin dapat menekan angka kecurangan," katanya.

Menurutnya, jika pola lama tetap dipertahankan, maka harapan untuk menjadikan pemilu berkualitas dan bebas dari kecurangan akan sia-sia.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar