Home >> >>
Tahun Pemilu, KPU Minta Pers Tidak Terjebak
Ahad , 23 Feb 2014, 15:21 WIB
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik memberi sambutan dalam acara "Maklumat Bersama Pemilu Jurdil Damai dan Anti Korupsi" di Jakarta, Kamis (6/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik mengatakan kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat. Namun, kebebasan tersebut diharapkannya tidak menjadi jebakan. Khususnya pada tahun politik.

"Di tahun Pemilu ini, pers jangan sampai terjebak pada horse race journalism yang fokus pada pemberitaan persaingan antarkandidat," kata Husni di Jakarta, Ahad (23/2).

Menurut Husni, lebih penting bagi pers untuk mengedepakan pokok pikiran dari setiap peserta pemilu dalam mengelola bangsa ini jika diberi kepercayaaan oleh rakyat. Sehingga sekeras apa pun kompetisi antarpeserta pemilu, tidak berujung pada tindakan yang merugikan masyarakat.

KPU, lanjut Husni, mengharapkan pada pemilu 2014 lahir jurnalisme damai, jurnalisme positif dan jurnalisme yang lebih mengedepankan makna dan etika. Serta memberikan informasi yang benar dan mendidik masyarakat. 

"Dari berbagai survei bahwa kepercayaan masyarakat kepada pers jauh lebih tinggi dibanding kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga pemerintahan," ujar dia.

Karena itu, besarnya pengaruh pers kepada masyarakat itu menjadi peluang dan sekaligus tantangan bagi pengelola media. Apalagi pers memiliki peluang yang sangat besar dalam menjalankan fungsi sebagai representasi serta rekonstruksi atas realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya bangsa. 

Pers juga diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil. Dengan cara memberikan peringatan dini terhadap setiap potensi penyimpangan yang terjadi dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilu.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Ira Sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar