Home >> >>
Penetapan Capres pada 4 Bulan 4 Tahun 2014 Untungkan PDIP
Jumat , 07 Mar 2014, 20:12 WIB
Yogi Ardhi/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan dianggap bisa mendapat keuntungan elektoral apabila mencapreskan Jokowi sebelum Pemilu Legislatif 9 April 2014. Salah satu momentum yang dianggap tepat bagi partai berlambang banteng moncong putih mengumumkan capres adalah tanggal 4 April 2014 (4/4/2014).

Hal ini karena tanggal tersebut memiliki kesamaan yang dominan dengan nomor urut PDI Perjuangan di Pemilu yaitu empat. "Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap dunia mistik memang masih kuat. Misalnya, keyakinan tentang angka keberuntungan ternyata masih menjadi budaya masyarakat," kata pengamat politik Indonesian Public institute, Karyono Wibowo ketika dihubungi Republika, Jum'at (7/3).

Kepercayaan terhadap menurut Karyono juga masih melingkupi kalangan elite politik Indonesia. Karyono menduga PDI Perjuangan akan memanfaatkan tanggal 4 April 2014 sebagai momentum pengumuman capres. "Mungkin saja bagi PDI Perjuangan menganggap itu angka keberuntungan pada pemilu legislatif dan pilpres 2014," ujar Karyono.

Meski begitu dalam konteks politik moderen, strategi politik jauh lebih menentukan hasil ketimbang keyakinan terhadap mistik. Karyono mengatakan momentum 4 April 2014 akan lebih memiliki dampak signifikan apabila PDI Perjuangan menjadikannya sebagai sarana sosialisasi nomor urut mereka.
"Menurut hemat saya tanggal 4 bulan 4 itu diambil dari nomor urut partai PDIP yang memiliki nomor urut 4 dan pelaksanaan pemilu pada bulan 4 juga dan dilaksanakan pada tahun yang memiliki angka 4 di belakang," katanya.

Pengamat komunikasi politik Politic Communication Institute, Heri Budianto berpendapat tangga 4 April 2014 sebagai nomor cantik. Artinya angka-angka pada tanggal tersebut mudah mengingatkan orang pada PDIP yang memiliki nomor urut 4 dalam pemilu. "Memang ini kalau dilihat adalah nomor cantik dalam artian mudah dilihat," ujarnya.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar