Home >> >>
Pelanggaran APK di Yogyakarta Semakin Marak
Ahad , 09 Mar 2014, 16:16 WIB
Republika/Aditya Pradana
Pengendara motor terganggu dengan alat peraga kampanye partai politik

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyelenggaraan Pemilu 2014 tinggal sebulan lagi. Namun berdasarkan data Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Yogyakarta, pelanggaran pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) justru semakin marak. Ketua Panwaslu Kota Yogyakarta, Agus Triyatno mengaatakan, hingga saat ini pihaknya sudah mendata ada sekitar  4.000 APK yang melanggar.

"Hasil pendataan itu sudah kita sampaikan ke KPU dan Dinas Ketertiban untuk segera ditertibkan," ujarnya usai jalan sehat sosialisasi Pemilu di Balai Kota Yogyakarta, Ahad (9/3).

Data ini kata dia, adalah pelanggaran yang dilakukan sejak Februari lalu. Jumlahnya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Pihaknya berharap KPU dan Dintib Kota Yogyakarta tegas dalam melakukan penertiban APK ini.

Sementara itu Ketua  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Wawan Budiyanto mengatakan, pihaknya mentargetkan penyelenggaran Pemilu di Yogya akan menjadi model Pemilu yang jujur dan adil (jurdil) di Indonesia. Jurdil ini kata dia, baik dari penyelenggara, peserta Pemilu dan masyarakat juga diharapkan terlibat untuk mewujudkan Pemilu yang damai dan jurdil.

“Pemilukada di Yogya beberapa tahun lalu yang tidak sampai ke perkara hukum di MA bisa menjadi modal dalam penyelenggaraan Pemilu tahun ini. Yogya bisa jadi model pemilu yang jurdil dan damai,” katanya.

Menurutnya kesuksesan Pemilu juga dipengaruhi oleh penyelanggara yang berkualitas dan berintegritas. Oleh sebab itu sebagai bentuk komitmen integritas, KPU Kota Yogyakarta dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) kemarin juga menandatangi dan berikrar pakta integritas. Bagi penyelenggara yang melanggar siap diberi sanksi.

“Disadari juga kesuksesan Pemilu juga butuh peran semua pihak. Kami mohon dukungan doa dan dingatkan juga agar Pemilu bisa berjalan lancar jurdil dan damai,” ujarnya.





Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Yulianingsih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar