Home >> >>
Pengamat: Isu Korupsi Tak Bebani PKS
Ahad , 16 Mar 2014, 16:58 WIB
Ratusan ribu kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghadiri kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wawan Ichwanuddin mengatakan, isu korupsi yang pernah menimpa kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak sebesar yang dialami partai lain, sehingga tidak akan membebaninya pada Pemilu 2014.

"Isu korupsi yang pernah menimpa PKS tidak semasif, tidak bertubi-tubi seperti yang dialami partai besar lainnya, sehingga isu korupsi kader PKS ini akan dinetralisir ingatan publik yang pendek," ujar Pengamat politik LIPI Wawan Ichwanuddin, Ahad (16/3).

Menurut Wawan, publik tidak akan merekam korupsi kader PKS, layaknya mengingat korupsi kolosal yang dilakukan pengurus partai lain. Dengan demikian, PKS tidak akan terbebani pada Pemilihan Umum Legislatif 9 April 2014.

"Saya melihat meskipun PKS pernah mengalami masa sulit, mereka masih sangat memungkinkan mendulang suara pada pemilu legislatif. Justru yang menarik dicermati adalah bagaimana peran mereka dalam pencapresan," ujar Wawan.

Wawan melihat PKS hanya akan mengusung capres sendiri apabila mampu meraih 20 persen suara pemilu legislatif. Namun menurut dia peluang itu tidak besar, sehingga PKS hanya akan mengusung calon wakil presiden.

PKS dinilai akan memperkuat posisi tawarnya dihadapan partai lain, dan memposisikan diri sebagai partai koalisi.

Pada hari ini PKS telah melakukan kampanye perdananya di Gelora Bung Karno, Jakarta. Pada kampanye itu, Presiden PKS Anis Matta menyiratkan bahwa PKS akan berupaya menuju istana pada Pemilu 2014.

Tidak jelas apakah pernyataan Anis Matta terkait menuju istana itu diartikan mengincar kursi presiden atau wakil presiden. Faktanya PKS urung mengumumkan bakal capresnya hingga saat ini.

Bakal capres PKS Hidayat Nur Wahid pun menyatakan masih akan fokus terhadap pemilu legislatif.

Redaktur : Fernan Rahadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar