Home >> >>
KPAI: PKS Tertinggi Libatkan Anak dalam Kampanye
Senin , 17 Mar 2014, 07:05 WIB
Ratusan ribu kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghadiri kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGGAI -- Hasil pengawasan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap penyalahgunaan anak dalam kampanye hari pertama menunjukkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) paling tinggi melibatkan anak-anak.

"Hampir semua parpol melibatkan anak-anak dalam kampanye, jumlah tertinggi dipegang PKS," kata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh dalam keterangannya yang diterima di Banggai, Sulawesi Tengah, Senin (17/3).

Data Desk Pengawasan Penyalahgunaan Anak dalam Kegiatan Kampanye KPAI, baik melalui pemantauan tim maupun pengaduan masyarakat menunjukkan Partai Gerindra, Hanura, Nasdem, Golkar, Demokrat, PDIP, dan PKS dilaporkan melibatkan anak-anak dalam kampanye. Sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada pantauan tetapi tidak terlihat ada anak-anak karena dalam ruangan dan haul Gus Dur.

Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak terpantau melibatkan anak dan tidak ada laporan pengaduan masyarakat.Sedangkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Bulan Bintang (PBB) tidak terpantau ada kampanye.

Sebelumnya KPAI menyampaikan maklumat kepada seluruh parpol, caleg, juru kampanye dan penyelenggara, harus memastikan pelaksanaan kampanye yang edukatif, memiliki komitmen bersama untuk perlindungan anak dan mencegah penyalahgunaan anak.

Dalam Pasal 15 UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik.

Penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik, dalam pasal 87 diancam hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda Rp 500 juta.

Redaktur : Fernan Rahadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar