REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDIP tidak akan melayani usaha Prabowo mengungkit kesepakatan Batu Tulis. Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Tubagus Hasanuddin mengatakan partainya ingin fokus berjuang meyakinkan rakyat agar lebih selektif serta hati-hati memilih pemimpin.
"Pilih pemimpin yang memiliki rekam jejak yang jelas dan baik, bersih, santun dan mendahulukan kepentingan rakyat," kata Hasanuddin dalam pesan singkat kepada Republika, Senin (17/3).
Hasanuddin membenarkan adanya kesepakatan Batu Tulis antara PDIP dan Gerindra pada 2009. Salah satu klausul dalam kesepakatan itu adalah PDIP mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2014. "Kesepakatan dukung mendukung itu memang ada," ujarnya
Namun begitu, Hasanuddin menyatakan kesepakatan Batu Tulis batal lantaran pasangan Megawati-Prabowo gagal memenangkan Pemilu Presiden 2009. Hasanuddin menjelaskan klausul mendukung Prabowo sebagai capres 2014 dibuat dengan asumsi Megawati-Prabowo memenangkan pilpres.
"Lha kalau asumsi itu tak terpenuhi, dan nyatanya tidak terpenuhi, maka kesepakatan itu gagal secara otomatis," ujar Hasanuddin.
Hasanuddin mengaku heran dengan sikap Prabowo yang kembali mengungkit perjanjian Batu Tulis menjelang Pilpres 2014. Apalagi menurutnya pascapilpres 2009, Prabowo tidak pernah membicarakan perjanjian Batu Tulis.
"Jadi sangat mengherankan kalau Prabowo kemudian mengungkit ungkit lagi kesepakatan itu," katanya.