Home >> >>
Jadi Jurkam PDIP, Risma: Saya Tak Bisa
Senin , 17 Mar 2014, 13:46 WIB
Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Tri Rismaharini, hari ini resmi menjadi juru kampanye (jurkam) terbuka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, ia mengaku tidak bisa kampanye.

Risma mengakui, meski menjadi jurkam partai moncong putih itu, ia tidak memiliki persiapan. “Saya tidak bisa (kampanye). Tetapi ikut (rombongan) sajalah nanti,” katanya saat ditemui menemani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengunjungi tempat kediaman kelahiran presiden pertama Indonesia Soekarno di Jalan Pandean IV nomor 40 Kota Surabaya, Senin (17/3).

Pantauan RoL, Risma bersama Megawati, Guruh Soekarnoputra, dan anak Megawati, yaitu Puan Maharani tiba di kediaman Soekarno sekitar pukul 12.25 WIB.

Risma sudah menyambut Megawati yang terbang dari Jakarta dan tiba di Bandara Internasional Juanda, Senin pagi. Rombongan kemudian meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.50 WIB.

Sebelumnya, dua orang penting Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yaitu Risma dan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengajukan cuti untuk menjadi jurkam PDIP. Whisnu membenarkan bahwa Risma telah mengajukan surat permohonan cuti kampanye pada Jumat (14/3) kemarin.

‘’Iya Risma resmi mengajukan surat untuk menjadi jurkam PDIP. Beliau cuti sehari yaitu Senin (17/3),’’ kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Surabaya itu.

Dia menjelaskan, jika sudah memasuki masa kampanye dan masuk pada saat hari kerja berarti Risma harus cuti dan menjadi jurkam nasional. Selain Risma, dirinya juga sudah mengajukan cuti selama empat hari untuk menjadi jurkam partai moncong putih itu.

Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Fraksi PDI Perjuangan Saleh Ismail Mukadar mengatakan, nama Risma memang sudah diputuskan untuk menjadi jurkam nasional PDIP.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Rr Laeny Sulistyawati
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar