Home >> >>
Nasdem Inginkan Suara NU
Senin , 17 Mar 2014, 22:19 WIB
Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Surya Paloh

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh mengaui menginginkan suara dari pengikut ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU) dalam pemilu 9 April 2014.

"Kalau memungkinkan itu baik, kalau tidak ya jangan dipaksakan. Keikhlasan hati rakyat saja. Kalau rakyat menginginkan perubahan, silakan bergabung dengan partai alternatif, Nasdem," kata Surya di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (17/3).

Ia mengatakan sengaja memilih Jombang dalam kampanye hari kedua. Kegiatan kampanye diawali dengan ziarah ke makam Gus Dur serta KH Hasyim Asy'ari yang merupakan kakek Gus Dur.

Dia menyebutkan, sudah lama mengenal Gus Dur, bahkan sebelum almarhum wafat. Ia sering berkomunikasi dan berbicara banyak hal. "Gus Dur adalah sahabat saya sejak beliau masih muda," ucapnya.

Ia juga tidak terlalu khawatir dengan capres lainnya. Sejumlah partai memang sudah mengumumkan capres yang diusungnya, termasuk PDIP yang memutuskan mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi.

"Kami konsentrasi saja pada pileg ini, dan akan kami lihat dulu kepercayaan masyarakat. Bagaimana hasil pemilunya," katanya.

Ia juga meminta kepada seluruh caleg yang berangkat dari partai ini untuk terus melakukan pendekatan kepada semua kalangan. Sehingga dapat mengantungi suara yang cukup signifikan.

Untuk saat ini, katanya, belum ada kepastian nantinya akan berkoalisi dengan partai lain terkait pilpres. Sebab masih melihat hasil pemilu legislatif.

Kedatangan Surya Paloh di PP Tebuireng disambut sejumlah kader serta tuan rumah. Namun, pengasuh PP Tebuireng, KH Sholahudin Wahid tidak ada di rumah, karena sedang ke luar kota. Sehingga ia ditemui oleh istri Gus Sholah serta sejumlah pengurus pondok.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar