Home >> >>
JK: Polisi Harus Tangkap Penyebar 'Obor Rakyat'
Sabtu , 14 Jun 2014, 02:16 WIB
antara
Jusuf Kalla (JK)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla mendesak kepolisian segera menangkap penyebar fitnah yang tidak bertanggung jawab seperti yang dilakukan tabloit "Obor Rakyat".

"Polisi harus tangkap pelaku, ini berbahaya bagi bangsa. Nanti orang terlalu mudah menfitnah," kata Cawapres Jusuf Kalla (JK) di Gorontalo, Jumat.

Jusuf Kalla berada di Gorontalo sebagai rangkaian dari safari kampanye di Sulawesi. Usai melakukan kampanye di lapangan Telaga Biru, JK melakukan sholat jumat di Masjid Baiturahim dan mengunjungi rumah orang tua mantan presiden BJ Habibie.

Lebih lanjut Jusuf Kalla mengatakan polisi pasti bisa dengan gampang menangkap para pelakunya. Menurut Jusuf Kalla aparat kepolisian Indonesia sangat mumpuni kalau hanya menyelesaikan dan mencari pelakunya.

"Saya yakin polisi bisa, gampang, ini barang ratusan eksemplar dikirimkan, ada alamatnya, ada jelas. Hal kecil saja polisi bisa, apalagi ini. Jadi harus cepat dan tegas," katanya.
Jusuf Kalla menilai para pelaku penyebar fitnah seperti penerbitan dan penyebaran tabloit "Obor Rakyat" merupakan pengecut.

"Itu kebohongan luar biasa dan hanya dilakukan orang-orang pengecut yang berbuat kebohongan di negeri ini," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menegaskan jika hal ini dibiarkan maka akan merusak bangsa dan demokrasi karena bisa menghalalkan segala cara.

Sebelumnya di beberapa pondok pesantren di Jawa Timur telah mendapatkan kiriman tabloit 'Obor Rakyat' yang isinya menjelek-jelekkan dan mendiskreditkan Capres Jokowi.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 akan diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Redaktur : Julkifli Marbun
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar