REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon presiden Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto dinilai akan sulit mewujudkan kesejahteraan untuk masyarakat jika terpilih. Alasannya, gerbong koalisi pendukungya merupakan bagian dari 10 tahun pemerintahan kabinet Indonesia Bersatu.
"Prabowo selama ini mengungkapkan fakta yang dia tahu dan dengar. Tetapi, dia lupa itu semua bagian dari pendukungnya. Akhirnya, kata hati dan pikiran tidak sinkron," kata peneliti dari Poins Albert Simangunsong, Rabu (2/7).
Kondisi itu terlihat dari pernyataan Prabowo dan mitra koalisi yang mengubah kebocoran anggaran, menjadi hanya sebuah potensi kebocoran. Karena itu, ia mengkritik, ketua dewan pembina Partai Gerindra tersebut tidak memahami masalah di negeri ini.
Dia mencontohkan, masalah ketahanan nasional yang diangkat Prabowo. "Dia malah larut membahas pertahanan di alutsista, padahal pertahanan itu sub bagian kecil dari suatu ketahanan negara yang melingkupi georafis," katanya.
Menurut Albert, dari analisis beberapa kasus mengenai hajat hidup orang banyak, Prabowo tidak memahami masalah sesungguhnya. Sehingga, ia menilai Prabowo akan kesulitan mewujudkan program kesejahteraan masyarakat.